Kamala Harris mengisyaratkan perubahan besar pada kebijakan Amerika Serikat (AS) terkait perang Gaza, saat berbicara Kamis malam waktu setempat. Di depan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang menemuinya di sela-sela kunjungan ke Washington, ia meneriakkan kesepakatan damai dan mengatakan tak akan diam atas penderitaan di kantong Palestina itu.
Hal ini merobek ‘buku pedoman’ Presiden Joe Biden yang seolah memberi dukungan penuh ke Israel selama menjabat. Ia mengatakan bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri perang yang “menghancurkan” itu.
“Apa yang terjadi di Gaza selama sembilan bulan terakhir sungguh menghancurkan,” tegasnya dikutip AFP, Jumat (26/7/2024).
Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban
“Gambar-gambar anak-anak yang tewas dan orang-orang yang putus asa dan kelaparan melarikan diri demi keselamatan, terkadang mengungsi untuk kedua, ketiga, atau keempat kalinya,” ujarnya ke wartawan.
“Kita tidak bisa berpaling dari tragedi ini. Kita tidak bisa membiarkan diri kita mati rasa terhadap penderitaan dan saya tidak akan tinggal diam,”.
Calon kuat calon presiden (capres) AS dari Partai Demokrat itu pun menegaskan bahwa dalam pertemuan dengan Netanyahu ia mendesak pria 74 tahun tersebut untuk melihat Gaza sebagai situasi yang mengerikan. Ia mengatakan sangat serius mengkhawatirkan skala penderitaan manusia dan Gaza, termasuk kematian terlalu banyak warga sipil yang tidak bersalah.
“Dan saya menyatakan dengan jelas kekhawatiran serius saya tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan di sana,” tambahnya berujar sangat terus terang di depan Netanyahu.
Di kesempatan yang sama, ia juga menyerukan pembentukan negara Palestina. Termasuk meminta Israel dan Hamas untuk menyetujui gencatan senjata serta kesepakatan pembebasan sandera untuk mengakhiri perang Oktober 2023 itu.
“Seperti yang baru saja saya katakan kepada Perdana Menteri Netanyahu, sekarang saatnya untuk menyelesaikan kesepakatan ini,” katanya.
Komentar Harris yang blak-blakan sangat kontras dengan sapaan ramah antara Biden dan Netanyahu sebelumnya. Meskipun hal itu menutupi ketegangan selama berbulan-bulan antara kedua pria itu serta pertanyaan tentang relevansi presiden AS.
Baca Juga:Komnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai Jebol
Harris lebih blak-blakan tentang Gaza di masa lalu daripada Biden. Ada spekulasi bahwa ia dapat mengambil pendekatan yang lebih keras terhadap Israel.