DEDE, saksi kunci kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon mengaku telah memberikan keterangan palsu terkait tujuh terpidana kasus pembunuhan Vina pada 2016. Dede mengatakan bahwa sejak awal dirinya tidak pernah mengetahui peristiwa tersebut atau bahkan mengenal para terpidana.
“Tidak kenal nama, tidak kenal muka, tidak kenal, sama sekali tidak kenal,” ujar Dede dalam konferensi pers yang dipimpin Otto Hasibuan, dikutip dari YouTube DPN Peradi, Selasa, 23 Juli 2024.
Kuasa Hukum Sebut Dede Berpotensi Jadi Justice Collaborator untuk Kasus Pembunuhan Vina dan Eky
Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban
Dede pun menjelaskan awal mula dirinya menjadi saksi kunci dalam kasus Vina. Ia mengaku diminta oleh saksi Aep dan ayah Eky, Iptu Rudiana, untuk memberikan keterangan palsu dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) awal kasus pembunuhan Vina dan Eky pada 2016 silam.
Ia menceritakan awalnya hanya diajak oleh Aep untuk memberikan keterangan di Polsek Cirebon. Aep diketahui merupakan pekerja cuci kendaraan yang juga menjadi salah satu saksi kunci kasus Vina.
“Awal mula malam, Aep menelepon saya dan mengajak saya ke Polres tanggal 2 September pada malam hari sekitar jam 19.00-an WIB, saya antarlah, saya mikirnya Aep orang rantauan, Pak, karena tidak tahu daerah situ, saya antar ke polres,” ujarnya.
Kuasa Hukum Ungkap Dede Dijebak Aep dan Rudiana untuk Beri Keterangan Palsu Kasus Vina
Setibanya di Polres, Aep mempertemukannya dengan Iptu Rudiana. Di tempat tersebut, Dede mengaku diminta untuk memberikan kesaksian mengenai kematian anak Iptu Rudiana yang bernama Eky. Dia juga sempat menanyakan mengapa dirinya diarahkan untuk memberikan keterangan, padahal sebenarnya dia tidak mengetahui peristiwa tersebut.
“Saya tanya ke Pak Rudiana juga, ‘Pak Rudiana, mau ngapain, buat keterangan apa?’ ‘Saksi anak saya meninggal’,” kata Dede.
“Nah, di situlah diceritakan saya nongkrong di warung, kalau di warung benar, Pak, hanya membeli rokok, cuman ada segerombolan anak nongkrong pelemparan batu, bambu, pengejaran, segerombolan motor ada di situ sebenarnya tidak ada tidak diceritakan, sebelum masuk BAP sudah diceritakan,” ujar Dede.