DIREKTUR Secret Service (Dinas Rahasia) Amerika Serikat (AS) Kimberly Cheatle mengundurkan diri setelah mendapat sorotan tajam karena kegagalannya menghentikan calon pembunuh yang menembak mantan Presiden Donald Trump saat kampanye rapat umum.
Dilansir Reuters, Selasa, 23 Juli, Secret Service, yang bertanggung jawab atas perlindungan presiden AS saat ini dan mantan presiden, menghadapi krisis setelah seorang pria bersenjata menembaki Trump dari atap yang menghadap ke rapat umum di Butler, Pennsylvania pada 13 Juli.
Cheatle menghadapi kecaman bipartisan ketika dia hadir di hadapan Komite Pengawasan parlemen AS, menolak menjawab pertanyaan dari anggota parlemen yang frustrasi mengenai rencana keamanan untuk kampanye Trump dan bagaimana penegakan hukum menanggapi perilaku mencurigakan pria bersenjata tersebut.
Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban
Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik dan Demokrat meminta Cheatle untuk mengundurkan diri.
Trump, kandidat presiden dari Partai Republik, mengalami luka di telinga kanannya dan seorang peserta rapat umum tewas dalam tembakan tersebut.
Pria bersenjata itu, yang diidentifikasi sebagai Thomas Crooks yang berusia 20 tahun, ditembak dan dibunuh oleh penembak jitu Secret Service.
“Meskipun pengunduran diri Direktur Cheatle adalah langkah menuju akuntabilitas, kami memerlukan tinjauan menyeluruh tentang bagaimana kegagalan keamanan ini terjadi sehingga kami dapat mencegahnya di masa mendatang,” James Comer, ketua Komite Pengawasan DPR dari Partai Republik.
“Kami akan melanjutkan pengawasan kami terhadap Dinas Rahasia,” imbuhnya.
Cheatle, yang memimpin Secret Service tersebut sejak tahun 2022, mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia bertanggung jawab atas penembakan tersebut, dan menyebutnya sebagai kegagalan terbesar yang dilakukan Dinas Rahasia sejak Presiden Ronald Reagan ditembak pada tahun 1981.
Secret Service menghadapi penyelidikan dari berbagai komite kongres dan pengawas internal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, organisasi induknya, atas kinerjanya. Presiden Joe Biden, yang telah mengakhiri kampanye pemilihannya kembali, juga menyerukan peninjauan independen.
Sebagian besar kritik terfokus pada kegagalan mengamankan atap sebuah gedung industri tempat pria bersenjata itu bertengger sekitar 150 yard (140 meter) dari panggung tempat Trump berpidato.
Baca Juga:Komnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai Jebol
Atap gedung tersebut ‘berada’ di luar batas keamanan Secret Service untuk acara tersebut, keputusan yang dikritik oleh mantan agen dan anggota parlemen.