RAHIM didirikan dengan semangat dan visi yang sama untuk ikut merespons situasi konflik di dunia. Bahkan, launching RAHIM yang dilaksanakan pada bulan April 2022, pada dasarnya justru terdorong oleh situasi dunia yang mengkhawatirkan saat itu, di mana sejak Februari 2022 Rusia mulai berperang dengan Ukraina.
Sejumlah orang pemeluk agama yang akhirnya menjadi pengurus RAHIM, merasa prihatin atas kondisi dunia saat itu dan khawatir akan berpengaruh terhadap Indonesia secara khusus. Sikap dan posisi RAHIM secara jelas tercantum dalam deklarasi yang dibacakan oleh seluruh pengurus RAHIM, yang menyatakan:
a. Kami meyakini bahwa Tuhan menciptakan manusia yang berbeda-beda ras, suku, bangsa dan bahasa, tidak lain untuk saling mengenali, yang diwujudkan dengan sikap saling menghormati dan memuliakan. Kenyataan bahwa situasi dunia dalam setiap zamannya tidak lepas dari konflik antar ras, suku dan bangsa, merupakan tantangan nyata bagi setiap manusia untuk mewujudkan perdamaian
Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban
b. Kami menyadari bahwa Tuhan menjadikan manusia sebagai pemimpin di bumi, tidak lain untuk memastikan sistem kehidupan berjalan harmonis, damai dan tenteram.
Datangnya agama menjadi penerang dan sekaligus petunjuk bagi manusia untuk memiliki rasa mengasihi dan menyayangi terhadap segenap alam. Untuk itu, kami berharap kepada para pemimpin dunia baik pemimpin negara, masyarakat maupun agama, agar menjamin perdamaian dan menghindari adanya kekerasan terhadap sesama manusia
c. Kami menilai pentingnya dialog dan keterbukaan sebagai jalan ikhtiar rekonsiliasi konflik menuju perdamaian abadi. Segala kampanye positif perlu digalakkan secara terus menerus guna melawan narasi-narasi negatif yang membawa pada benturan peradaban, bahkan peperangan
d. Kami mendorong keterlibatan segenap unsur masyarakat dunia, berperan aktif dalam membangun persaudaraan yang tulus dan adil, dalam mendukung tercapainya perdamaian dunia. Relasi antar masyarakat dapat menjadi kekuatan yang nyata dalam proses rekonsiliasi konflik dunia
e. Kami mengambil inspirasi dari Ibrahim, bapak dan ikon pemersatu agama-agama monoteisme, menempatkan “Rumah Ibrahim” (RAHIM) sebagai rumah besar yang nyaman dan damai bagi seluruh umat manusia
f. Kami sebagai warga Indonesia, yang tergabung dalam RAHIM berikhtiar membantu NKRI dalam mewujudkan perdamaian di bumi pertiwi, termasuk isu konflik regional maupun internasional, sebagai wujud kecintaan dan kesetiaan kami kepada Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.