BERKAITAN dengan pemberitaan tentang RAHIM dan pengurusnya yang telah tersebar di media belakangan ini, kami menilai terdapat beberapa pemberitaan yang tidak benar dan menyesatkan sehingga kami perlu melakukan klarifikasi antara lain sebagai berikut:
Pertama, pemberitaan mengenai RAHIM atau pengurusnya yang disebut sebagai dalang atau diduga dalang pertemuan 5 kader NU dengan Presiden Israel.
Kami menegaskan bahwa RAHIM tidak terlibat sama sekali dalam kunjungan 5 kader NU ke Israel, termasuk melakukan pertemuan dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Baca Juga:BPS Catat Indonesia Masih Impor dari Israel Juni 2024, Berikut Data Jenis Barang dan Perkembangan NilainyaDemonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah Korban
Hal ini diperkuat oleh fakta-fakta yang muncul bahwa kunjungan lima kader NU ke Israel atas inisiatif pribadi. Termasuk keterlibatan salah satu pengurus RAHIM a.n. Zainul Ma’arif, yang diakui berangkat atas nama pribadi sehingga tidak ada kaitan dengan organisasi pengurus RAHIM yang lain.
Selain itu, fakta yang muncul belakangan juga mengungkap bahwa keberangkatan 5 kader NU ke Israel, difasilitasi oleh WNA Alumni Harvard dan didanai oleh lembaga I-Trek (Israel Trek).
Kami pada dasarnya menyayangkan pemberitaan media yang seolah-olah pertemuan dengan Presiden Israel hanya diikuti 5 kader NU dan dikaitkan dengan RAHIM, padahal dalam foto yang beredar terdapat 8 orang WNI yang melakukan pertemuan dengan Presiden Israel.
Kedua, pemberitaan bahwa RAHIM adalah organisasi lobi Israel
Kami menegaskan bahwa RAHIM bukanlah organisasi agitasi maupun konspirasi. RAHIM merupakan organisasi lintas iman, kajian dan diskusi perdamaian antarumat beragama, tidak terkecuali Yahudi.
Sebenarnya hal ini dapat dilihat dari profil organisasi RAHIM yang telah banyak dikutip oleh media. Komunitas penganut Yudaisme yang tergabung dalam RAHIM yaitu Eits Chaim Indonesia dan Bnei Noah Indonesia yang disebut-sebut terafiliasi dengan (Pemerintah) Israel, tidaklah benar.
Faktanya, keduanya merupakan komunitas agama yang memiliki tokoh panutan yaitu Rabbi, sebagaimana ulama di kalangan Muslim. Amanat konstitusi UUD 1945, bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Kita ketahui, masih terbatasnya tokoh agama Yahudi di Indonesia, ‘memaksa’ pengikut Yudaisme mencari guru dan pembimbing dari luar negeri dalam hal ini Rabbi. Sehingga, tuduhan sebagai organisasi lobi Israel jelas tidak sesuai dengan fakta.