Setelah kesaksian tersebut, Dede pun terus dihantui rasa bersalah. Bahkan dia tak berani datang ke pengadilan saat diminta menjadi saksi karena ketakutan.
Hingga akhirnya setelah berpikir lama dan berdiskusi dengan pihak keluarga dia pun memutuskan untuk keluar memberikan pernyataan yang sebenarnya. “Saya rundingkan dahulu sama pihak keluarga, satu-satunya jalan saya hubungi bapak (Dedi Mulyadi),” ujarnya.
Di hadapan Dedi Mulyadi, Dede kembali menegaskan apa yang disampaikan sebagai saksi pada 2016 adalah palsu. Dia pun meminta Aep untuk muncul dan mengakui hal yang sama.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
“Semua kesaksian saya palsu. Semua keterangannya disuruh oleh Aep dan Rudiana. Untuk Aep, lebih baik berkata jujur daripada kita bohong ke depannya malah nama baik kita rusak. Kita terus dihantui oleh kebohongan, enggak tenang ke kita dan keluarga,” tuturnya.
Sementara itu, Dedi Mulyadi berharap kemunculan Dede bisa menjadi jalan untuk meloloskan peninjauan kembali (PK) Saka Tatal dan membebaskan tujuh terpidana lain yang masih menjalani hukuman penjara seumur hidup.
“Mulai sekarang Dede bersama saya tidak usah kerja dahulu. Nanti setelah ini kamu bersama saya kalaupun perlu kuasa hukum saya siapkan karena kamu dengan penuh kesadaran mengakui sebuah kesalahan,” pungkas Dedi Mulyadi. (*)