GANGGUAN IT global yang diakibatkan oleh perusahaan CrowdStrike saat salah melakukan update sofware Falcon Sensor, berpengaruh terhadap munculnya blue screen dan gangguan lain pada sekitar 1 persen PC Windows di seluruh dunia, dan menimbulkan dampak sangat luas di seluruh dunia lantaran banyak bisnis yang terhambat operasionalnya. Microsoft mengumumkan dalam sebuah posting blog, bahwa gangguan yang terjadi pada 19 Juli lalu, memengaruhi kurang dari 1% —atau sekitar 8,5 juta— mesin yang menggunakan perangkat lunak Windows di seluruh dunia. Gangguan IT global ini, mencerminkan dominasi pasar Microsoft dan CrowdStrike di dunia, bagaimana produk keduanya dimanfaatkan oleh perusahaan yang menjalankan banyak layanan penting bagi bisnis dan publik. Data dari Statista menunjukkan, Windows menguasai sekitar 72% pangsa pasar sistem operasi global hingga Februari 2024, sementara satu perkiraan menunjukkan pangsa pasar CrowdStrike dalam kategori keamanan end point hampir mencapai 24%. “Insiden ini menunjukkan sifat saling terhubung dari ekosistem kita yang luas —penyedia cloud global, platform perangkat lunak, vendor keamanan, dan vendor perangkat lunak lainnya, serta pelanggan. Ini juga merupakan pengingat betapa pentingnya bagi kita semua di seluruh ekosistem teknologi untuk memprioritaskan pengoperasian dengan penerapan yang aman dan pemulihan bencana menggunakan mekanisme yang ada,” Microsoft
Kisruh bermula ketika CrowdStrike merilis pembaruan sistem yang salah pada Jumat, 19 Juli 2024, yang mengakibatkan gangguan teknologi paling luas dalam sejarah. Pembaruan tersebut secara khusus memengaruhi perangkat lunak Windows, sementara komputer yang menjalankan Mac dan Linux tidak terpengaruh. Kekacauan yang terjadi mengakibatkan maskapai penerbangan dan hotel, harus kembali menggunakan pena dan kertas untuk mencatat informasi administrasi. Sejumlah layanan medis rumah sakit di Eropa terganggu. Layar-layar informasi penerbangan di bandara mendadak menampilkan blue screen khas Windows, atau Blue Screen of Death (BSoD), dan secara otomatis meluas pada terhambatnya perjalanan udara. Hal serupa juga terjadi pada sejumlah layanan perbankan yang tumbang, sampai siaran televisi. CEO CrowdStrike George Kurtz mengatakan bahwa masalah tersebut telah “diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan telah diterapkan.” Perbaikan ini mencakup penghapusan pembaruan file secara manual pada komputer yang terpengaruh. Para ahli memperingatkan, perusahaan dengan karyawan IT yang lebih sedikit dapat membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk mengatasi masalah BSoD ini, karena mereka harus cek satu per satu setiap perangkat. Itu berarti dampak dari sisa gangguan bakal terasa sementara waktu. (*)