Alumnus sejarah Universitas Indonesia ini menceritakan bagaimana pemerintah Orde Baru Soeharto sangat takut kehadiran Megawati. Menurut dia, karena Megawati mengembalikan muruah Soekarnoisme ke dalam tubuh politik di Indonesia.
“Kita tahu orde baru melakukan de-Soekarnoisasi, bahkan membunuh secara ideologi dan politik Soekarnoisme itu,” kata Wilson.
Wilson menyebut, Kudatuli penting bagi pendidikan politik bagi masyarakat Indonesia. Pasalnya, di sinilah bagaimana kehadiran massa mengambang yang muncul dari arus bawah terus melakukan gerakan dan aksi massa untuk menuntut keadilan. Bukan hanya untuk kader PDI saat itu yang menolak hasil kongres PDI kubu Soerjadi, tapi bagi para aktivis pro demokrasi.
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
“Massa PDI yang disebut arus bawah, juga berjuang tidak hanya menuntut keadilan untuk partainya. Kalau kita lihat ya, di beberapa daerah mereka menuntut perjuangan demokrasi yang lebih luas. Cabut dwifungsi ABRI, minta kesejahteraan upah untuk buruh, hal-hal yang tadinya di luar frame mungkin satu perkembangan dialektis yang luar biasa dari arus bawah PDI saat itu,” tukas Wilson. (*)