Klaim tersebut, tanpa bukti. Namun kemudian beredar ke forum-forum yang lebih mainstream.
Tim penembak jitu Dinas Rahasia menembak dan membunuh pria bersenjata itu beberapa saat setelah dia melepaskan tembakan.
Sebuah foto seorang agen Dinas Rahasia wanita di belakang Trump digunakan untuk mengeklaim bahwa dia memilih untuk meringkuk di belakang mantan presiden tersebut daripada mengambil tindakan untuknya.
Baca Juga:Komnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai Jebol
Namun faktanya, foto-foto dan rekaman video yang diverifikasi menunjukkan bahwa agen tersebut adalah bagian dari kelompok mengelilingi Trump ketika dia diantar ke luar panggung.
Pengguna lantas menuduh tanpa bukti di X bahwa sumber daya Dinas Rahasia dialihkan dari kampanye Trump untuk melindungi ibu negara Jill Biden pada acara kampanye di Pittsburgh.
Namun klaim tersebut telah dibantah oleh juru bicara Dinas Rahasia Anthony Guglielmi. Menurut Guglielmi, Trump sebenarnya diberi sumber daya perlindungan tambahan sebagai bagian dari peningkatan waktu perjalanan.
Untuk Kepentingan Politik Trump
Dugaan lain yakni penembakan tersebut untuk kepentingan politik Trump buat memenangkan Pilpres 2024. Kesan itu terlihat dari para anggota Dinas Rahasia mendesak Trump yang berdarah turun dari panggung. Namun, Trump berhenti sejenak untuk mengacungkan tinjunya ke udara.
Versi perubahan dari foto Trump yang dibagikan secara luas dalam posisi ini menunjukkan dia sedang tersenyum, ketika pengguna media sosial mengeklaim bahwa acara tersebut adalah rekayasa. Foto lain yang diubah menunjukkan anggota Secret Service tersenyum.
Bahkan tanpa foto yang diubah secara digital, para penganut teori konspirasi telah mengumpulkan bukti, merujuk pada sebuah insiden pada November 2016 ketika Trump dilarikan dari panggung pada kampanye untuk mengklaim bahwa serangan pada hari Sabtu tersebut tidak ada urgensinya.
Publikasi berbahasa Inggris Rusia, Sputnik International, memperkuat klaim serupa dengan menulis bahwa Dinas Rahasia “sangat lambat”.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Penasihat politik utama donor Partai Demokrat dan pendiri LinkedIn, Reid Hoffman, menulis dalam email kepada wartawan bahwa penembakan itu didorong dan bahkan mungkin direkayasa. Dia kemudian meminta maaf atas komentar tersebut.
Salah Mengidentifikasi Tersangka
Segera setelah serangan itu, pengguna media sosial – termasuk mantan konsultan Trump, Roger Stone – mengeklaim bahwa penembaknya adalah seorang pria asal Pittsburgh yang sebelumnya mengaku bersalah atas dakwaan tersebut setelah pertengkaran dengan polisi dalam protes anti-Trump.