FOTO pertemuan lima anggota PBNU atau Nahdiyyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog ramai di media sosial. Meski Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf sudah memberikan sikap tegas dari NU, namun masih banyak masyarakat yang menyatakan kontra.
Free Palestine Network (FPN), sebuah gerakan nasional dari sekumpulan aktivis peduli kemerdekaan Palestina menyatakan, sikapnya terhadap pemberitaan tersebut. Sekjen FPN Furqan AMC mengaku, menyayangkan perilaku lima oknum anggota PBNU tersebut.
“Langkah 5 oknum ini menurut kami merugikan PBNU, seluruh Nahdiyyin dirugikan. Apapun alibinya, saya kira tidak pada tempatnya. Apalagi bertindak sebagai diplomat, tidak pada representasinya. Karena negara kita tidak punya hubungan diplomatik, itu offside. Juga memunggungi garis organisasi yang bersangkutan serta melukai moral masyarakat Indonesia,” katanya dalam Konferensi Pers yang diselenggarakan online, Kamis (17/7/2024).
Baca Juga:Demonstrasi Besar Mahasiswa di Bangladesh Berujung Kerusuhan, Ini Penyebab dan Jumlah KorbanKomnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo
Furqan mengapresiasi langkah Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang telah mengklarifikasi, meminta maaf, dan menyatakan sikap tegasnya. Meski belum ada pernyataan bahwa lima orang tersebut bakal dikeluarkan dari organisasi, Furqan mengatakan, langkah tepat dari pihak PBNU yang memberi sanksi tegas bagi kelimanya.
“Kalau saya baca berita, kalau nggak salah Sekjen sudah ada ultimatum pada 5 oknum itu. Disuruh memilih mau mundur atau dimundurkan. Saya kira itu sebuah langkah maju, sikap tegas, kita apresiasi. Mereka sudah ditegur, tapi pernyataan sekjen lebih definitif. Meski dimundurkan itu dari pengurusan ya, kalau keanggotaan mungkin ada AD/ART nya ya itu bukan ranah saya,” ucap Furqan.
“Tapi kita dukung langkah tegas PBNU pada anggotanya yang dianggap melanggar tersebut,” sambungnya.
Furqan juga membacakan lima poin desakan oleh FPN yang diharapkan dapat dijalankan oleh pemerintah Indonesia dan masyarakat setempat. Ia menjabarkan data bahwa aksi kekerasan yang dilakukan Israel telah menggugurkan 46.848 warga Palestina, melukai 88.127 orang terluka, dan menghancurkan 153.750 rumah warga.
“Pertemuan oknum Nahdliyin dengan Presiden Israel tersebut sungguh sangat tidak simpatik. Oknum-oknum tersebut tidak berempati dengan rakyat Palestina yang menderita. Sebagai bangsa yang pernah menginspirasi puluhan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk merdeka dari penjajah kolonial, mendukung kemerdekaan Palestina adalah hutang sejarah yang harus kita tunaikan,” pesannya.