ANCAMAN perang baru muncul di jazirah Arab. Bahkan kemungkinan munculnya perang Yom Kippur jilid II kini sebut-sebut.
Mengutip Middle East Monitor (MEMO), Kamis (17/10/2024, hal ini disuarakan media Israel beberapa hari terakhir. Mereka menunjuk Mesir sebagai “biang keladi”.
Mesir dilaporkan telah meningkatkan kekuatan pertahanan udaranya. Tak tanggung-tanggung bantuan dari Rusia telah diterima selain produksi dalam negeri.
Baca Juga:Komnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai Jebol
Mengutip Middle East Monitor (MEMO), ini merujuk pernyataan Komandan Angkatan Pertahanan Udara Mesir, Mayor Jenderal Yasser El-Tawdi. Ia mengatakan pasukannya kini fokus membuat kejutan tempur.
“Bahwa di era langit terbuka dan informasi dapat diakses melalui satelit, sistem intelijen elektronik atau jaringan informasi global, kuncinya terletak pada kemampuan untuk memaksimalkan kemampuan senjata dan peralatan (militer),” katanya mengutip El-Tawdi.
“Pasukan fokus mencapai kejutan melalui kesiapan tempur yang tinggi,” tambahnya.
“Langkah pertama adalah mendirikan pusat penelitian dan pengembangan teknis dengan bantuan sekelompok perwira pertahanan udara terkemuka,” jelas El-Tawdi.
“Para perwira ini telah mendapatkan pelatihan baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dan telah memperoleh gelar akademik tertinggi. Mereka dianggap sebagai landasan sistem modernisasi dan transfer teknologi, seiring upaya mereka untuk memperoleh teknologi yang diperlukan untuk pembuatan sistem pertahanan udara Mesir.”
Menurut media Israel, Ibrani Nziv, pernyataan perwira senior Mesir tersebut mencerminkan tujuan strategis utama tentara Mesir. Yaitu untuk melatih pasukannya dan membawa mereka ke “kesiapan ofensif penuh untuk misi yang mungkin muncul secara tidak terduga”.
Situs tersebut juga menyatakan bahwa pernyataan Tawdi mengindikasikan persiapan untuk kejutan militer strategis yang mirip dengan perang Yom Kippur tahun 1973. Pasukan Mesir akan melakukan latihan besar, yang tiba-tiba berubah menjadi keadaan darurat dengan perintah untuk perang skala penuh.
Perlu diketahui Yom Kippur adalah Hari Penebusan atau Hari Pendamaian (hari grafirat) adalah hari yang dianggap paling suci dalam agama Yahudi. Namun ini juga merujuk perang yang terjadi pada Oktober 51 tahun lalu.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Saat itu Mesir dan Suriah diam-diam menyebrangi Terusan Suez dan Dataran Tinggi Golam menyerang Israel. Tentara Arab menyerbu Israel di kala lengah, membawa kekalahan dan banyak korban jiwa di Negara Zionis.