Masih dari keterangan pejabat di rumah sakit Uttara Crescent di Dhaka, kebanyakan dari korban mengalami luka tembak. Korban jiwa tak hanya datang dari kalangan demonstran, tetapi juga jurnalis yang meliput kerusuhan.
Media online Dhaka Times, mengumumkan bahwa salah satu reporternya bernama Mehedi Hasan, telah terbunuh ketika sedang meliput bentrokan di Dhaka.
Kerusuhan ini menyebabkan pemerintah mendesak sekolah-sekolah dan universitas-universitas tutup tanpa batas waktu. Sejumlah negara juga telah merilis imbauan agar warga negaranya yang berada di Bangladesh untuk membatasi aktivitas di luar.
Baca Juga:Komnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai Jebol
Pemerintah Bangladesh juga telah membatasi jaringan internet untuk mencegah memanasnya situasi. Warga setempat melaporkan terjadi pemadaman internet seluler yang meluas di seluruh negeri, pada Kamis (18/7/2024).
Dua hari setelah penyedia layanan internet memutus akses ke Facebook ang menjadi platform pengorganisasian utama kampanye protes. Menteri Telekomunikasi Bangladesh Zunaid Ahmed Palak, mengatakan bahwa pemerintah telah memerintahkan agar jaringan tersebut diputus.
Ia mengklaim bahwa internet telah “digunakan sebagai alat untuk menyebarkan rumor, kebohongan, dan disinformasi”, sehingga memaksa pemerintah untuk membatasi akses. (*)