Selain itu, ada kuota 5 persen yang dialokasikan untuk masyarakat ada dan 1 persen untuk penyandang disabilitas. Para pengunjuk rasa dan kritikus mengatakan bahwa kuota 30 persen untuk keluarga pejuang kemerdekaan cenderung menguntungkan para pendukung Liga Awami, yang memimpin perjuangan kemerdekaan.
Skema ini dinilai hanya menguntungkan kelompok pro-pemerintah pendukung Hasina, yang telah memerintah sejak 2009. Para mahasiswa lantas turun ke jalan menuntut adanya reformasi terkait kebijakan itu.
Mereka menuntut agar semua kategori kuota penerimaan PNS dihapuskan, kecuali dua kategori terakhir. Sebab sistem kuota tersebut mengurangi jumlah pekerjaan pemerintah yang terbuka untuk semua orang.
Baca Juga:Komnas HAM Terjun Langsung Tangani Kasus Kematian Wartawan TribrataTV di Karo4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai Jebol
Demo mahasiswa ini melibatkan kelompok mahasiswa umum dan anggota sayap mahasiswa dari partai Liga Awami, pimpinan Hasina. Para pendemo dari dua kubu terlibat bentrok yang juga melibatkan kepolisian.
Kerusuhan semakin memuncak ketika polisi menembakkan peluru karet dan melemparkan granat suar serta gas air mata untuk membubarkan para demonstran.
Demo yang berlangsung berhari-hari ini melumpuhkan banyak sektor di Dhaka dan kota-kota lain. Demo juga memblokir rel kereta api dan jalan-jalan utama. Di antara para demonstran juga menyerang fasilitas publik dan sektor bisnis, seperti stasiun TV BTV.
The Indian Express melaporkan bahwa setidaknya 19 orang tewas dalam kerusuhan di Bangladesh, pada Kamis (18/7/2024). Hal ini menyebabkan jumlah korban akibat kerusuhan Bangladesh selama sepekan terakhir bertambah menjadi 25 orang, pada Jumat (19/7/2024).
Jumlah korban tewas diperkirakan juga akan terus meningkat karena bentrokan terus berlanjut. Sementara itu, menurut The Guardian, jumlah korban tewas berjumlah lebih banyak yakni sedikitnya mencapai 32 orang.
Menurut seorang pejabat di rumah sakit setempat, dua pertiga kematian peserta demo disebabkan oleh luka dari senjata polisi.
“Kami memiliki tujuh korban tewas di sini,” kata seorang pejabat di rumah sakit Uttara Crescent di Dhaka, yang enggan disebutkan namanya karena takut akan adanya ancaman.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
“Dua korban pertama adalah mahasiswa yang mengalami luka-luka akibat peluru karet. Lima lainnya mengalami luka tembak,” lanjut dia.
Selain korban tewas, sebanyak 2.500 orang mengalami luka-luka dalam bentrokan antara mahasiswa dan polisi. Hampir 1.000 orang yang mengalami luka-luka telah dirawat di rumah sakit.