META membagikan akses data Instagram kepada sekelompok peneliti yang berbasis di Amerika Serikat untuk menganalisa dampak media sosial terhadap kesehatan mental pengguna berusia muda.
Dilansir Engadget pada Kamis, sekelompok peneliti yang tergabung dalam Center for Open Science (COS) meluncurkan program percontohan bersama Meta untuk menghasilkan studi independen mengenai dampak media sosial terhadap kesehatan mental remaja.
Program bernama Instagram Data Access Pilot for Well-Being Research ini akan menggelar riset independen menggunakan data Instagram yang dihimpun dari rentang waktu enam bulan.
Baca Juga:4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai JebolIbu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa Hukum
Selain meneliti dampak media sosial terhadap remaja, penelitian ini juga mengamati perbedaan positif dan negatif dari populasi masyarakat dunia dan penyebab keterkaitan Instagram dengan kesehatan emosional maupun sosial.
Akses data yang diperoleh peneliti meliputi pengikut akun pengguna Instagram, maupun daftar akun yang diikuti oleh mereka, dan jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain aplikasi jejaring sosial tersebut.
Peneliti tidak mendapat akses terhadap informasi demografi pengguna dan konten unggahan maupun komentar pengguna. Data riset diperoleh dari akun pengguna di 24 negara termasuk Inggris dan Amerika Serikat.-Palestina
Diketahui, riset serupa juga dilakukan para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), New York University, dan Stanford yang menemukan hubungan paralel antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental seseorang.
Perhatian terhadap isu dampak media sosial bagi kesehatan mental mencuat ketika mantan direktur teknik Protect and Care Facebook Arturo Béjar, bersaksi di hadapan subkomite Kehakiman Senat Amerika Serikat bahwa dia memperingatkan Meta beserta CEO-nya Mark Zuckerberg melalui email tentang bahaya yang dapat ditimbulkan platform mereka pada generasi muda.
“Pengalaman saya, setelah mengirim email itu dan melihat apa yang terjadi setelahnya, mereka tahu ada hal-hal yang dapat mereka lakukan tentang hal itu tetapi mereka memilih untuk tidak melakukannya sehingga kami tidak dapat mempercayai mereka dengan anak-anak kami,” kata Arturo
Béjar bersaksi bahwa tujuh hari sebelum sidang, 13 persen pengguna di Instagram antara usia 13-15 tahun menerima dorongan seksual yang tidak semestinya.