DUA puluh satelit Starlink terbakar di atmosfer setelah meluncur pekan lalu. Penyebabnya masih jadi misteri, para ahli tengah menyelidiki alasan terbakarnya semua satelit tersebut.
SpaceX meluncurkan roket Falcon 9 pada 11 Juli 2024 atau satu hari lebih lambat dari rencana. Peluncuran dilakukan dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg di California, Amerika Serikat.
Awalnya peluncuran berjalan lancar. Termasuk tahap pertama saat roket terlepas dari tahap kedua yang berisi satelit.
Baca Juga:4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai JebolIbu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa Hukum
Namun tahap kedua gagal menyelesaikan pembakaran. Sebab adanya kebocoran oksigen cair.
Live Science menuliskan roket tahap kedua masih bisa melepaskan muatannya. Namun semua satelit terjebak dalam orbit dengan ketinggian 135 kilometer, setengah dari tempat beroperasinya.
Pada ketinggian tersebut, atmosfer memperlambat satelit dan membuat satelit jatuh 5 km. Perwakilan SpaceX memastikan pihaknya tidak bisa membawa satelit sampai ke orbitnya. Mereka memastikan semua satelit akan jatuh ke atmosfer Bumi.
“Pada tingkat hambatan ini, daya dorong maksimal kami sepertinya tidak bisa membawa satelit,” ujar perwakilan SpaceX, dikutip Rabu (17/7/2024).
SpaceX memastikan benda-benda tersebut tidak akan berdampak pada satelit lain di orbit. Belum ada laporan keberadaan pesawat antariksa di permukaan Bumi.
Sementara itu ahli astrofisika Universitas Harvard, Jonathan McDowell mengungkapkan keadaan 20 satelit. Semuanya telah terbakar pada 12 Juli 2024 lalu.
Penyelidikan lebih lanjur tengah dilakukan oleh SpaceX. Selama penyelidikan hingga selesai, roket Falcon 9 juga tidak bisa diluncurkan. (*)