Begitu pula ketika anak-anak Hamka menikah, salah satunya Irfan. Atau saat peringatan 40 tahun pernikahan Hamka dan sang istri yang jatuh pada April 1969. “Semuanya turut diramaikan dan digembirakan oleh Reuneker sekeluarga,” Hamka mempersaksikan.
Saat Siti Raham wafat pada 1 Januari 1972, Reuneker hadir dengan pakaian hitam berkabung lengkap. Ritual menurut keyakinannya dijalani dengan khusyuk di depan jenazah Siti Raham. Istri dan anak-anaknya turut mengikuti. Sebelum jenazah dikebumikan, pagi-pagi Reuneker dan sang istri ikut menjemput anak-anak Hamka di Stasiun Gambir. Mereka menanti kedatangan anak-anak Hamka yang pulang dari Pondok Modern Gontor.
Setahun lewat, tepatnya pada 17 Februari 1973, umur Hamka memasuki 65 tahun. Para sahabat, teman, dan murid datang ke rumah Hamka. Di antara yang datang adalah Laksamana Budiarjo. Saat Menteri Penerangan ini berkunjung, Reuneker turut hadir, bahkan persis duduk di sebelahnya (lihat foto di header Catatan ini; kedua dari kanan). Bagi Hamka, persahabatan 17 tahun dengan Reuneker sudah menempatkannya sebagai kawan sejati. Tak ada risiko bila ia langsung menyaksikan perbincangan Hamka dengan tamu dari kalangan pejabat tinggi.
Baca Juga:4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai JebolIbu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa Hukum
Tertanggal 30 Januari 1974. Jelang dua windu persahabatan akrab dengan Reuneker, Hamka jatuh sakit karena kecapaian. Sepekan lamanya Hamka tidak keluar rumah. Sekira pukul 10, Hamka harus beranjak dari tempat istirahatnya. Langkah kaki tergesa-gesa terdengar di telinganya. Benar saja, di depannya berdiri Nita, anak perempuan paling kecil Reuneker. Mukanya murah dengan air mata meleleh.
“Abuya… Papi meninggal….”katanya.
Mendengar itu, Hamka tak bisa menyimpan rasa terkejut. Ia harus berlekas mengganti pakaian lalu menuju rumah Reuneker.
“Tuhan sudah panggil dia…,” Istri Reuneker memberitahukan ketika Hamka memeriksa jenazah jiran sekaligus sahabat karibnya itu. Suhu badan Reuneker masih panas dirasakan oleh indra Hamka. Wajah sang sahabatnya itu terlihat tenang.
“Sudah berapa lama?” tanya Hamka.
“Baru setengah jam. Pukul setengah sembilan setelah makan pagi dia mengatakan akan pergi melihat Pak Hamka. Karena dia dengar Pak Hamka ada sakit,” terang istri Reuneker.