“Kemanusiaan sangat penting dalam hal ini bahwa tindakan harus diambil untuk mencegah atau meringankan penderitaan manusia yang timbul akibat bencana atau konflik. Oleh karena itu, mereka yang berkuasa pada masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini harus bertanggung jawab, dan dimintai pertanggungjawaban, jika mereka mengecewakan umat manusia,” ungkap Heru.
“Saya menghimbau kepada blok regional dan komunitas internasional untuk melihat alasan dan menyelesaikan masalah ini tanpa memihak dan kepentingan,” pungkasnya.
Diketahui, Rahim atau The Ibrahim Heritage Study Center for Peace merupakan sebuah koalisi antar-agama yang bervisi untuk mendedikasikan waktu studi, penelitian ilmiah dan pendidikan bangsa demi terciptanya kerukunan beragama terutama antara Muslim dan Yahudi.
Baca Juga:4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai JebolIbu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa Hukum
Rahim yang didirikan dengan tujuan menciptakan perdamaian berbasis agama tak bisa dilepaskan dari peran organisasi Yahudi. Dua organisasi Yahudi yang terlibat yakni Simon Wiesenthal Center dan B’nai B’rith International eksis di Indonesia juga dunia.
Kedua organisasi ini aktif dalam mengkampanyekan perdamaian dunia. Satu organisasi lain yang terlibat dalam pendirian Rahim adalah Lajnah Bahtsul Masail (LBM). LBM merupakan lembaga atau forum yang memberikan fatwa hukum keagamaan kepada umat islam di bawah naungan Nahdlatul Ulama atau NU.
Dalam kepengurusan Rahim, cendekiawan muda NU, Zainul Maarif tercatat sebagai manager penelitian domestik. Zainal juga diketahui menjadi satu dari lima rombongan cendekiawan NU yang datang ke Israel kendati PBNU membantah kunjungan tersebut tak pernah membawa nama NU. Zainal selama ini dikenal sebagai dosen dan akademisi di bidang filsafat Islam.
Sementara itu, tokoh muda NU lain K.H. Mukti Ali Qusyairi juga tercatat sebagai Presiden Direktur Rahim. Dia terkenal karena opini dan tulisannya di media massa yang banyak menyerukan perdamaian antarumat beragama.
Direktur Urusan Luar Negeri organisasi ini dijabat oleh Elsheva D. Stross. Elisheva adalah keturunan Yahudi Belanda di Indonesia yang bekerja sebagai Direktur Operasional dan pemegang saham di perusahaan energi Inggris-Israel ITS Technologies Ltd. Dia juga turut mendirikan Eits Chaim Indonesia yang mendidik masyarakat Indonesia dengan pemahaman yang sebenarnya tentang Taurat Yahudi, bangsa Yahudi dan tanah Israel. Saat ini Elisheva berdomisili di Yerusalem, Israel.