PENELITI di Institut Teknologi Bandung (ITB) ternyata pernah melakukan penelitian mengenai potensi megathrust di Pulau Jawa dan ancaman gempa dahsyat dan tsunami. Penelitian itu itu telah dimasukkan dalam jurnal berjudul Implications for Megathrust Earthquakes And Tsunamis from Seismic Gaps South of Java Indonesia.
Berdasarkan penelusuran delik, Jumat (12/7/2024), penelitian yang dapat diakses publik itu diketahui menyampaikan skenario kasus terburuk mengenai potensi megathrust di Pulau Jawa.
Penelitian yang dilakukan Guru besar Seismologi ITB, Sri Widiyantoro dan rekan itu menunjukkan adanya segmen megathrust di Timur di pantai Selatan Jawa. Sementara, keberadaan segmen Barat di pantai Selatan Jawa telah dilaporkan oleh peneliti lain sebelumnya.
Baca Juga:4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai JebolIbu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa Hukum
“Kondisi sangat buruk terjadi apabila dua segmen megathrust yang membentang di Jawa pecah secara bersamaan. Jika kondisi itu terjadi maka ketinggian tsunami dapat mencapai 20 meter dan 12 meter di pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Timur, dengan ketinggian maksimum rata-rata 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Jawa,” tulis laporan tersebut.
Dalam laporan hasil penelitian itu, dilakukan simulasi selama 300 menit sehingga didapat skenario kasus terburuk dari berbagai skenario yang telah dilakukan.
Sri Widiyantoto menuturkan ada celah seismik yang jelas di Selatan Pulau Jawa dengan kedalaman kurang dari 30 kilometer. Celah seismik itu dapat menjadi sumber potensial gempa bumi megathrust di masa akan datang.
“Ada area mengalami locking, terkunci mestinya bergerak tapi dia terkunci. Yang terkunci itu menyebabkan akumulasi energi, kalau energinya sudah besar kuncinya tidak kuat maka energinya lepas di situlah muncul megathrust,” ujarnya.
Sebelumnya, di Pulau Jawa, tepatnya di Samudra Hindia Selatan Jawa terdapat 3 segmentasi megathrust, yaitu Segmen Jawa Timur, Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat, dan Segmen Banten-Selat Sunda.
Dari ketiga segmen megathrust ini memiliki magnitudo tertarget M 8,7. Namun, jika skenario model dibuat dengan asumsi 2 segmen megathrust yang “bergerak” secara simultan maka magnitudo gempa yang dihasilkan bisa lebih besar dari M 8,7.
Sejak tahun 1700 zona megathrust Selatan Jawa sudah beberapa kali terjadi aktivitas gempa besar (major earthquake) dan dahsyat (great earthquake).