PASUKAN penjajahan Israel (IDF) terkonfirmasi menggunakan Protokol Hannibal tepat sembilan bulan lalu, saat pejuang Palestina menerobos masuk dan menyerang pos-pos militer. Artinya, sejumlah besar tentara dan warga sipil Israel kala itu tewas akibat tembakan IDF sendiri alih-alih di tangan pejuang Palestina.
Sejak 7 Oktober 2023 lalu, Israel mengeklaim sekitar 1.200 warga sipil dan militer Israel tewas dalam serangan pejuang Palestina. Sementara Hamas mengeklaim, perintah operasi kala itu jelas hanya menyasar militer dan menculik mereka untuk ditukar dengan ribuan warga Palestina yang ditahan Israel. Kini terungkap, tindakan IDF sendiri yang membuat dampak serangan itu jadi lebih parah dan ikut menimbulkan korban warga sipil.
Media Israel Haaretz melansir, Operasi Divisi Gaza dan serangan udara pada jam-jam pertama 7 Oktober didasarkan pada informasi yang terbatas. Saat-saat pertama setelah serangan Hamas dilancarkan berlangsung kacau. Laporan-laporan berdatangan, dan maknanya tidak selalu jelas. Ketika maknanya dipahami, disadari bahwa sesuatu yang mengerikan telah terjadi.
Baca Juga:4 Kecamatan 9 Desa 16.422 Jiwa Terdampak Banjir di Cirebon: Tanggul Sungai JebolIbu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa Hukum
Jaringan komunikasi tidak dapat mengikuti arus informasi, seperti yang terjadi pada tentara yang mengirimkan laporan tersebut. Namun pesan yang disampaikan pada pukul 11.22 itu. di seluruh jaringan Divisi Gaza dipahami oleh semua orang. “Tidak ada satu pun kendaraan yang boleh kembali ke Gaza” adalah perintah tersebut.
Pada saat ini, IDF tidak menyadari besarnya penculikan di sepanjang perbatasan Gaza, namun mereka mengetahui bahwa banyak orang yang terlibat. Jadi, sudah jelas apa maksud pesan itu, dan bagaimana nasib beberapa orang yang diculik.
Ini bukanlah perintah pertama yang diberikan oleh divisi tersebut dengan tujuan menggagalkan penculikan bahkan dengan mengorbankan nyawa orang yang diculik, sebuah prosedur yang dikenal di kalangan tentara sebagai “Prosedur Hannibal”.
Dokumen-dokumen yang diperoleh Haaretz, serta kesaksian para tentara, perwira tingkat menengah dan senior IDF, mengungkapkan sejumlah perintah dan prosedur yang ditetapkan oleh Divisi Gaza, Komando Selatan dan Staf Umum IDF hingga sore hari pada hari itu. Dokumen dan kesaksian itu menunjukkan betapa meluasnya prosedur ini, mulai dari jam-jam pertama setelah serangan dan di berbagai titik di sepanjang perbatasan.