Partai Marine Le Pen dan Jordan Bardella juga telah mengusulkan pada berbagai kesempatan di masa lalu seperti melarang penyembelihan secara islami, penjualan produk halal, dakwah dalam bahasa Arab di masjid, dan cadar di tempat umum.
Surat kabar Perancis Le Monde menuliskan bahwa umat Islam di Perancis menyatakan kekhawatiran mereka atas masuknya ide-ide sayap kanan ke negara tersebut. Mereka takut, kondisi akan memburuk jika ekstrimis berkuasa.
Pengacara Amir bin Majid (36 tahun) mengatakan sudah terbiasa hidup penuh ancaman sebagai Muslim di Prancis. “Iman membuat kami optimis, apapun keadaannya. Ada jutaan Muslim di Prancis, dan mereka tidak akan mampu mengusir kami semua,” ujarnya pada Le Monde.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
“Apa yang akan mereka lakukan? Akankah mereka memenjarakan kita semua? Mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan, tapi mereka tidak akan pernah membuat kami meninggalkan iman kami. Bagi kami, segalanya adalah kehendak Tuhan, bahkan jika kelompok sayap kanan berkuasa,” tanya Omar yang menolak menyebutkan nama belakangnya.
“Kita mungkin sudah mencapai titik tidak bisa kembali lagi. Kaum fasis tahu mereka akan menang, dan mereka mengira kami semua adalah teroris,” kata Zelikha (58), seorang pegawai negeri di kotamadya Essonne yang meminta untuk mengubah nama depannya.
Dengan perkembangan belakangan, ia menuturkan bahwa putranya sudah meninggalkan Prancis. “Dia memberitahu saya bahwa Prancis bukan lagi Prancis yang saya kenal, dan tidak ingin tinggal di sini lagi.” (*)