Pesawat N219 Amphibi dirancang untuk mencapai kemampuan kecepatan hingga 296 km/jam pada ketinggian operasional 10.000 kaki dan kemampuan jarak tempuh hingga 231 km, serta perhitungan take off pada jarak 1.400 m di perairan dan landing pada jarak 760 m.
“Berdasarkan spesifikasi kemampuan tersebut, pesawat N219 Amphibi sangat cocok melayani kebutuhan wilayah kepulauan yang hanya sekedar membutuhkan water-based port, terutama untuk mendukung operasi militer di wilayah terpencil dan perbatasan yang merupakan wilayah strategis untuk menjaga kedaulatan negara,” katanya.
Adi menegaskan bahwa Pesawat N219 Amphibi, dapat dimanfaatkan berbagai sektor, utamanya pariwisata, layanan perjalanan dinas pemerintahan, perusahaan Migas, layanan kesehatan masyarakat, SAR dan penanggulangan bencana serta pengawasan wilayah maritim.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Dengan demikian, investasi dalam pengembangan pesawat N219 Amphibi merupakan bagian dari visi jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk memperkuat pertahanan dan ekonomi.
“Dengan meningkatkan kemampuan transportasi dan logistik melalui pesawat ini, Indonesia dapat memperkuat posisi strategisnya sebagai poros maritim dunia dan memastikan kedaulatan, serta keamanan wilayahnya secara berkelanjutan,” katanya.
Program pengembangan pesawat N219 Amphibi merupakan bagian dari inisiatif utama Kementerian PPN RI/Bappenas, dan menjadi salah satu flagship Transformasi Ekonomi Indonesia melalui strategi pembangunan industri dalam negeri.
Dengan dukungan dari Kementerian PPN RI/Bappenas, program pengembangan N219 Amphibi juga didorong untuk menjadi simbol pembangunan kemandirian industri pertahanan yang sejalan dengan prioritas nasional bidang pertahanan dalam RPJMN 2020-2024. (*)