Kapolda Sumbar Paparkan Kronologi Kematian Afif Maulana yang Ditemukan di Bawah Jembatan Kuranji Padang

Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Sumbar) bersama Komisi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kompolnas) melak
Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Sumbar) bersama Komisi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kompolnas) melakukan rekonstruksi peristiwa yang berkaitan dengan tewasnya siswa SMP bernama Afif Maulana di Kuranji, Padang, provinsi setempat. Foto: Laila Syafarud/ANTARA
0 Komentar

Saat di TKP di Jembatan Kuranji, sepeda motor yang dibawa Aditia yang membonceng Afif terjatuh. Suharyono mengakui jatuhnya sepeda motor itu karena ditendang oleh anggotanya.

“Dan memang jatuh, dan memang ditendang anggota kami dua orang. Sudah kami periksa anggotanya. Jatuh di titik satu sampai 5 (sisi kiri jembatan), jadi memang kencang laju sepeda motornya,” ucapnya. Lanjut Suharyono, ketika sepeda motor jatuh, dua anggota yang menendang tetap melaju dan mengejar para pelaku tawuran lainnya. Di saat itulah, ada waktu 5 detik antara Aditia dan Afif berbicara.

“Sehingga ada limit waktu di situ. Tim swiper itu datang setelah mereka berdua (Aditia dan Afif) bercakap di atas jembatan. Waktunya tidak lebih lima detik, karena waktu itu cepat-cepat Afif mengajak melompat. Ini benar-benar Aditia sebagai saksi kunci dan polisi yang diajak bicara yakni tim swiper juga saksi kunci,” kata dia. “Afif Maulana mengajak lompat. “Bang kita melompat saja”. Dijawab Aditia “jangan lompat, kita menyerahkan diri saja”. Upaya mengajak sudah jelas, upaya ingin melompat sudah jelas, upaya ditolak ajakan itu sudah jelas. Tetapi kita hanya satu tidak ada saksi yang melihat, kapan dia melompat. Kapan dia melakukan niatnya itu. Kapan dia merealisasikan ajakannya itu,” sambung Suharyono. Ia menambahkan di saat tim swiper datang, Aditia sedang sibuk mencari handphonenya yang hilang. Dalam waktu hitungan detik dia menengok ke kiri, lehernya dipegang polisi. “Saat ditangkap, Aditia menyampaikan ke anggota polisi “pak teman saja tadi ada melompat”. Polisinya menjawab tidak mungkin, dan tidak percaya menerima informasi dari Aditia. Ini kami meluruskan sesuai fakta, tidak asumsi atau mengada,” tegasnya. “Di saat dia (Aditia) menyampaikan temannya ada yang melompat dan polisi tidak percaya, polisi hanya menjawab tidak mungkin. Kenapa polisi menjawab itu, karena tinggi (dari atas jembatan ke sungai). Tidak mungkin ada orang yang melompat. Sehingga Aditia bersama sepeda motor dibawa ke Mapolsek Kuranji,” tambahannya.  Suharyono menyesalkan informasi awal yang berkembang bahwa di atas Jembatan Kuranji ada Afif lalu dikerumuni para anggota kepolisian dengan rotan. Hal ini sama sekali tidak benar. “Itu sudah kami klarifikasi ke Aditia, tidak ada (Afif). Jadi ada informasi yang miss understanding di dalam konteks pertama apa yang terjadi di atas jembatan,” ujar dia.  Suharyono menegaskan, di atas Jembatan Kuranji hanya ada sepeda motor beserta barang bukti senjata tajam yang berserakan. Setelah polisi menyita dan mengamankan, Aditia dibawa ke Polsek Kuranji.  “Afif tidak (dibawa). Kami bicara secara fakta. Kalau ada saksi dan bukti lain yang memang harus diajukan, silakan lapor ke polres dan propam akan kami selidiki. Tapi fakta apa yang kami sampaikan adalah saksi dan yang terlibat secara langsung,” lanjutnya. (*)

0 Komentar