KAPOLDA Sumatera Barat Irjen Pol Suharyono membeberkan kronologi tewasnya siswa SMP bernama Afif Maulana yang ditemukan di bawah jembatan di Kuranji, Padang.
Tewasnya Afif jadi sorotan setelah keluarga dan LBH Padang menemukan kejanggalan. Afif diduga tewas karena disiksa polisi.
Suharyono mengatakan, Afif tewas bukan karena disiksa oleh anggotanya seperti dugaan sejumlah pihak. Menurutnya, Afif tewas setelah melompat ke jembatan karena berusaha menghindari polisi yang patroli mencegah tawuran remaja.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Sebelum jatuh, lanjut Suharyono, Afif berboncengan dengan rekannya Aditia. Motor mereka sempat ditendang polisi hingga terjatuh. Afif lalu mengajak rekannya untuk melompat ke jembatan untuk menghindari polisi.
“Sehingga ada limit waktu di situ. Tim swiper itu datang setelah mereka berdua (Aditia dan Afif) bercakap di atas jembatan. Waktunya tidak lebih lima detik, karena waktu itu cepat-cepat Afif mengajak melompat. Ini benar-benar Aditia sebagai saksi kunci dan polisi yang diajak bicara yakni tim swiper juga saksi kunci,” kata Suharyono saat konferensi pers, Minggu (30/6). Berikut kronologi lengkap versi polisi: Sabtu, 8 Juni 2024
Pukul 21.30-22.30 WIB Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mengungkap saat di rumah Aditia, Afif sudah diperingatkan untuk tidak usah ikut tawuran. Namun Afif tetap bersikeras dan memaksa diri untuk ikut dan ingin tawuran. “Jadi ini jangan sampai bias, bahwa mereka pergi ke kondangan (malam itu), mereka hanya jalan-jalan, itu asumsi-asumsi. Kami berbicara secara fakta, karena ada percakapan mereka sudah ingin bertemu dan mempersiapkan itu (tawuran),” kata Suharyono saat konferensi pers, Minggu (30/6). Minggu, 9 Juni 2024 Pukul 02.00-03.00 WIB Pihak kepolisian mendapat informasi bahwa akan ada terjadi suatu peristiwa tawuran. Diawali dari kelompok tertentu untuk menyerang kelompok lain. Aksi rencana tawuran itu, kata Suharyono, terdeteksi oleh anggota Polri. Ada 15 titik kumpul para pelaku calon tawuran pada dini hari itu, total terdapat sekitar 42 para pelaku calon tawuran. “7 anggota dari Polresta Padang memberi tahu kepada Polda untuk diberikan kekuatan tambahan karena pelaku calon tawuran begitu banyak,” ujarnya. Suharyono mengungkapkan rencana aksi tawuran dapat dicegah di atas Jembatan Kuranji. Terjadi aksi kejar-kejaran antara polisi dari Tim Raimas Sabhara Polda Sumbar yang membackup kekuatan dari Polresta Padang. “Berhasil, berhasil. 37 anggota polri ini berhasil mencegah aksi tawuran yang akan terjadi. Satu di antaranya adalah kendaraan yang ditumpangi oleh saudara Aditia memboncengkan Afif. Aditia sudah berulangkali ikut tawuran, sehingga dia profesional memboncengkan Afif,” imbuhnya. Pukul 03.40 WIB