Barang-barang inilah yang ditemukan Hatcher untuk diangkut ke pelelangan Stuttgart, Jerman, pada November 2000. Harta karun itu ditaksir senilai Rp 500 miliar. Menjadikannya sebagai penemuan harta karun terbesar dari kapal karam sepanjang sejarah.
Penulis biografinya, seorang jurnalis Hugh Edwards, menggambarkan Hatcher memiliki kehidupan yang memikat ‘dengan menjelajahi tujuh lautan untuk harta karun terpendam’.
“Dari awal yang sederhana Hatcher telah menjadi penyelamat laut yang paling terkenal di zaman modern. Dia telah mengangkat barang berharga yang tak terhitung jumlahnya dari lokasi eksotis seperti Indonesia dan Thailand, dan dalam banyak hal telah menjalani hidup yang mempesona. Kisahnya adalah salah satu keberanian dan tekat dalam menghadapi kesulitan, dan berani, keterampilan dan penghargaan fantastis,” tulis Edwards dalam bukunya “Treasures of The Deep”.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Dia mencoba lagi berburu harta karun. Diketahui terlihat di Blanakan, Kabupaten Cirebon, pada 17 April 2010. Dia diduga sedang mengincar keramik peninggalan dinasti Ming, yang jika sukses, akan menjadi rekor sepanjang karirnya. Karena harga ekonomis harta karun itu ditaksir mencapai 200 juta dolar. Namun, kali ini pemerintah berhasil mencegahnya.
Saat itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pun angkat bicara. Hatcher disebutnya sudah merugikan Indonesia sampai jutaan dolar. Karena itu, pihaknya menggandeng beberapa institusi yang terkait seperti Polri dan TNI AL untuk mencari Hatcher, yang tak pernah ditangkal masuk Indonesia.
“Saya telah menerima banyak laporan tentang [Hatcher] dan aktivitas ilegalnya. Saya menyuruh anak buah saya untuk memantau pergerakan Hatcher di laut,” kata Fadel kepada The Jakarta Post.
Kepala Reserse Polri Komisaris. Jenderal Ito Sumardi membenarkan tim polisi perairan telah ditugaskan untuk menangkap Hatcher. “Kami telah mengidentifikasi kapalnya. Kami sekarang memantau aktivitasnya,” kata Ito kala itu. (*)