Kudeta Gagal Bolivia: dari Pasokan Lithium Terbesar, Sahabat Rusia, Putus Diplomatik dengan Israel hingga CIA

Jenderal Bolivia Juan Jose Zuniga ditangkap setelah upaya kudeta yang gagal di La Paz. Foto/REUTERS
Jenderal Bolivia Juan Jose Zuniga ditangkap setelah upaya kudeta yang gagal di La Paz. Foto/REUTERS
0 Komentar

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian  Bolivia hanya akan tumbuh sebesar 2,3 persen pada tahun 2025, pertumbuhan terendah dalam 25 tahun, tidak termasuk selama pandemi COVID-19.

Otoritas  Bolivia menangkap mantan panglima angkatan darat Bolivia, Juan Jose Zuniga, menyusul upaya kudeta yang dilakukannya terhadap Presiden Bolivia Luis Arce yang gagal pada Rabu (26/6).

Menteri Dalam Negeri Bolivia Eduardo del Castillo menghadirkan Zuniga pada sebuah konferensi pers dalam keadaan terborgol dan mengenakan rompi antipeluru dengan tulisan “tahanan”.

Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga

Mantan petinggi militer tersebut dituduh membahayakan nyawa Presiden Arce dan Wakil Presiden David Choquehuanca, serta berupaya melakukan pemberontakan melawan rakyat Bolivia. “Prosesnya tidak akan mudah,” ucap del Castillo.

Ia juga menyebut setidaknya 9 orang dilaporkan mengalami luka tembak dalam upaya kudeta. Sementara itu, kejaksaan agung Bolivia langsung memulai penyelidikan kriminal terhadap Zuniga dan orang-orang lain yang terlibat dalam upaya kudeta.

Jaksa agung negara Amerika Selatan itu juga menuntut Zuniga atas kejahatan terorisme dan pemberontakan bersenjata.

Sebelumnya, media setempat melaporkan kehadiran sejumlah personel dan kendaraan militer di Plaza Murillo, alun-alun di ibu kota Bolivia La Paz yang berada dekat dengan kantor-kantor pemerintah, termasuk kantor presiden.

Keberadaan personel militer tersebut dikecam oleh Arce, yang menyebutnya sebagai upaya kudeta oleh Zuniga. Ia lantas menyerukan semua pihak mempertahankan demokrasi.

Arce merespons cepat usaha kudeta tersebut dengan menunjuk serta melantik pimpinan angkatan darat, angkatan udara, dan angkatan laut baru. Pimpinan militer baru tersebut langsung memerintahkan personel militer di Plaza Murillo kembali ke barak.

Zúñiga menyatakan bahwa niatnya adalah untuk “merestrukturisasi demokrasi”, dan dalam sebuah wawancara setelah penangkapannya, dia menuduh Acre sendiri yang memerintahkan upaya kudeta sehingga dia dapat mengalahkan militer dan meningkatkan popularitasnya sendiri. (*)

0 Komentar