KEKHAWATIRAN akan pecahnya perang baru di Arab, Timur Tengah kini terjadi. Hal ini akibat eskalasi dari ketegangan Israel dan Hizbullah, dari Lebanon.
Sejak perang Gaza, yang memakan korban sipil hingga 37.000 lebih orang, Hizbullah terus menyerang Israel sebagai protes akan serangan terhadap kantong Palestina itu. Namun bombardir Israel yang tak berhenti membuat kelompok militer itu semakin ganas menembakkan rudal ke perbatasan utara Tel Aviv.
Jerman-Belanda Warning
Dalam update terbarunya, Kamis waktu setempat semakin banyak negara yang melakukan evakuasi warganya di Lebanon. Terbaru ini dilakukan pemerintah Jerman dan Belanda.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
“Warga negara Jerman diminta segera meninggalkan Lebanon. Lalu lintas udara mungkin terhenti dalam situasi perang, dan jika demikian, penerbangan mungkin tidak dapat dilanjutkan,” tulis peringatan kedutaan besar negara tersebut di Lebanon di situs webnya seperti dikutip Jerusalem Post, Jumat (28/6/2024).
“Kementerian Luar Negeri mengulangi seruan mendesak untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon. Apa kamu masih di sana? Tinggalkan negara itu selagi (masih) ada penerbangan komersial,” tulis Kementerian Luar Negeri Belanda dalam akun X-nya.
Ini merupakan peringatan terbaru setelah sebelumnya evakuasi dilakukan Kanada dan Kuwait. Kanada dilaporkan tengah bersiap untuk mengevakuasi 45.000 warganya dari Lebanon sedangkan Kuwait Airways juga telah mengirimkan armadanya ke Lebanon sejak Sabtu lalu untuk melakukan evakuasi.
“Ottawa telah mengirim pasukan militer ke wilayah tersebut sebagai persiapan untuk evakuasi terbesar yang pernah kami lakukan,” tulis media itu dikutip Times of Israel.
“Ini adalah pesawat pertama yang mengevakuasi warga negara dari Lebanon, karena kekhawatiran akan eskalasi miliaran antara Hizbullah dan Israel meningkat,” tulis KUNA dikutip Al Arabiya.
6 Pihak Terlibat
Sementara itu dalam pernyataan terbaru dimuat media Timur Tengah, Al-Arabiya, setidaknya akan ada enam pihak yang terlibat jika perang terjadi. Keenam pihak itu antara lain adalah Hizbullah dan Israel sendiri, lalu Iran dan proksi-proksinya yang tersebar di kawasan, merujuk milisi di Irak, Yaman dan Bahrain.
Hal ini terucap saat milisi Irak, yang bersekutu dengan Hizbullah dan Iran memberi pernyataan kesiapan perang dikutip Kamis. Beberapa pihak yang akan bergabung disebut dengan jelas.