Namun, upaya nyata untuk menggulingkan presiden yang menjabat tampaknya tidak mendapat dukungan yang berarti, dan bahkan saingan Arce bersatu untuk membela demokrasi dan menolak pemberontakan.
Pemandangan ini mengejutkan warga Bolivia, yang tidak asing dengan kerusuhan politik. Pada tahun 2019 Morales digulingkan sebagai presiden setelah krisis politik sebelumnya.
Ketika krisis terjadi pada hari Rabu, kendaraan militer membanjiri alun-alun. Sebelum memasuki istana pemerintah, Zúñiga mengatakan kepada wartawan, akan segera ada kabinet menteri yang baru. “Negara kita, negara kita tidak bisa terus seperti ini,” katanya.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Dia juga mengatakan bahwa untuk saat ini, dia mengakui Arce sebagai panglima tertinggi. Zúñiga tidak secara eksplisit mengatakan dia memimpin kudeta, tetapi ia mengatakan tentara sedang berusaha memulihkan demokrasi dan membebaskan tahanan politik.
Diketahui, Bolivia telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai tindakan protes terhadap perang di Gaza. Dua negara Amerika Latin lainnya memanggil pulang duta besar mereka di Tel Aviv untuk konsultasi.
“Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai bentuk penolakan dan kecaman terhadap serangan militer yang agresif dan tidak proporsional di Jalur Gaza,” kata Wakil Menteri Luar Negeri, Freddy Mamani, dalam konferensi pers pada Selasa (31/10/2023) malam, dikutip dari Al Jazeeea.
Menteri Kepresidenan, Maria Nela Prada, juga mengumumkan bahwa negaranya akan mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Kami menuntut agar serangan di Jalur Gaza diakhiri. Serangan ini telah menimbulkan ribuan kematian warga sipil dan pengusiran paksa warga Palestina,” ujarnya dalam konferensi pers yang sama.
Israel telah merespons keputusan Bolivia itu. Pada Rabu (1/11/2023) Kementerian Luar Negeri Israel menyebut hubungan antara kedua negara sudah tidak memiliki substansi apa pun, sejak Luis Arce dilantik sebagai presiden.
Sebelumnya, Bolivia telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada tahun 2009, juga sebagai protes terhadap tindakan Israel di Gaza. Hubungan ini baru dipulihkan pada tahun 2020.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Sementara itu, Hamas, kelompok yang mengendalikan Jalur Gaza yang terkepung, menyambut baik keputusan Bolivia dan mendorong negara-negara Arab yang telah menjalin hubungan normal dengan Tel Aviv untuk melakukan hal yang sama.