MENTERI Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) turun pada Mei 2024. Dia mengatakan penurunan PNBP ini sebenarnya juga dapat dilihat pada penerimaan pajak Indonesia yang menurun pada bulan Mei.
“Jadi kita lihat dari penerimaan negara bukan pajak juga mirroring seperti yang kita lihat dalam penerimaan pajak,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers edisi Mei 2024, Kamis, (27/6/2024).
Sri Mulyani mengatakan penurunan PNBP ini disebabkan oleh penerimaan dari sektor sumber daya alam migas dan nonmigas yang mengalami pelemahan. Dia bilang penurunan ini patut diwaspadai. “Ini harus kita waspadai,” katanya.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Sri Mulyani mengatakan untuk PNBP pemerintah berhasil mengumpulkan Rp 251,4 triliun atau 51% dari target pada Mei 2024. Dia mengatakan angka tersebut turun 3,3% dibandingkan bulan Mei 2023. “Jangan lupa PNBP dua tahun terakhir dipengaruhi oleh SDA non-migas dan SDA secara keseluruhan,” katanya.
Dia mengatakan PNBP dari SDA Migas mencapai Rp 46 triliun atau 41,8% dari target. Angka tersebut mengalami kontraksi sebesar 9,9%. “Kontributor penurunan ini adalah lifting minyak dan gas yang mengalami penurunan,” katanya.
Sementara itu, Sri Mulyani melanjutkan SDA nonmigas mencapai Rp 49,7 triliun atau 50,9% dari target APBN 2024. Dia bilang sektor penerimaan ini turun dalam hingga 27,3% secara year-on-year.
“Tahun lalu sampai Rp 68,3 triliun, ini berarti tren penurunan penerimaan PNBP SDA Migas dan nonmigas sama dengan seiring dengan penurunan pajak tadi, ini yang menyebabkan penerimaan negara tadi mengalami kontraksi yang harus kita kelola dan waspadai,” kata dia.
Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) masih mengalami pertumbuhan. Hingga Mei 2024, realisasi setoran dividen BUMN perbankan mendongkrak tumbuhnya KND sebesar 41,1% secara tahunan atau Rp 58,8 triliun.
“Dan kita masih berharap ada tambahan lagi hingga akhir tahun,” kata dia.
Sementara itu, PNBP Lainnya mencatatkan Rp 64,1 triliun atau terkontraksi 7,6%. PNBP lainnya ini disumbang oleh penerimaan dari kementerian dan lembaga berupa kenaikan denda dan dana kompensasi Batubara, pendapatan layanan transportasi dan pendapatan layangan administrasi dan hukum.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
PNBP dari badan layanan umum juga tumbuh 32,7% atau naik 10,8% secara tahunan. BLU pendidikan, kesehatan, dan pengelolaan kawasan otorita menyumbang paling banyak. (*)