PRESIDEN terpilih Prabowo Subianto menargetkan Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 7%. Lembaga pemikir Institute For Development of Economics and Finance (Indef) menyebut hal tersebut tak mudah diwujudkan, mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia belum pernah mencapai 7% selama beberapa dekade terakhir.
Prabowo akan dilantik sebagai presiden menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memimpin selama dua periode, 2014-2019 dan 2019-2024. Indef menyebut rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah melebihi 6% dalam beberapa dekade terakhir.
“Tidak mudah bagi ekonomi Indonesia untuk tumbuh 7%. Pertumbuhan 6% persen pernah terjadi di era reformasi. Namun, pertumbuhan 7% adalah cerita yang berbeda,” kata Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto dalam diskusi di Jakarta yang dipantau secara daring, Selasa (25/6/2024).
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Selama 10 tahun masa kepemimpinan Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata mencapai 4,9%. Di era pendahulu Jokowi, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga memimpin Indonesia selama dua periode (2004-2009 dan 2009-2014), pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata mencapai 5,7% per tahun, dengan torehan terbaik 6,3% pada 2007.
Sementara itu, di era Megawati Soekarnoputri (2001-2004), pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-4,5% per tahun. Sebelum Megawati, saat pemerintahan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (1999-2001), rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 3,1%.
Di era BJ Habibie yang hanya menjabat sebagai presiden selama sekitar 17 bulan sejak Mei 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 0,8% pada 1998. Sebelumnya di era Orde Baru kepemimpinan Soeharto, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,3%, dengan catatan tertinggi 10,9% pada 1968.
“Jadi jika kita tetap pada formulasi kebijakan saat ini, agak sulit. Saat ini kita bahkan sudah kesulitan mempertahankan laju pertumbuhan 5%,” kata Eko.
“Itulah mengapa kami (Indef) tetap mempertahankan proyeksi ekonomi untuk tahun ini tetap di 4,8%. Terutama karena ekonomi hanya tumbuh 5,11% pada kuartal pertama,” tambahnya.
Program Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu kebijakan andalan Prabowo. Program tersebut juga tak akan mengganggu batas defisit anggaran Indonesia sebesar 3%.
Saat debat calon presiden, Prabowo mengeklaim memberi makan anak-anak sekolah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara sebesar 2%, karena akan menyerap hasil panen dari petani dan nelayan Indonesia.