Sejak semula saya sudah niat, seandainya uang itu benar ada, akan saya serahkan kepada negara. Saya sadar, itu bukan hak saya. Tak ada uang pribadi saya sebanyak itu di luar negeri. Tak tebersit sedikit pun mengambil uang orang lain. Saya narapidana yang ingin bertobat dan hanya kepada Allah SWT hidup ini saya pasrahkan.
Tapi nyatanya Anda toh memberi kuasa kepada Musa untuk mencairkan uang USD35 juta?
Itu salah. Bukan USD35 juta, melainkan USD35 ribu. Dan itu bukan uang dana revolusi. Itu uang dari rekening pribadi saya sendiri, uang yang saya miliki di Swiss. Jumlahnya USD35 ribu. Itu kan kecil. Sengaja saya suruh Musa mengurusnya, sekalian untuk mengetes dia, apa benar dia bisa. Ternyata uang itu pun tak bisa diambil. Sekali lagi, saya tak mengutak-utik dana revolusi. Uang USD35 ribu itu uang saya pribadi.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Kabarnya tanggal 27 Februari 1992 Anda memberi cek senilai USD1 juta kepada Musa untuk dicairkan di UBS. Anda juga meminta Musa untuk mentransfer uang tersebut ke rekening Kusdyantinah di First National City Bank di Jalan Thamrin, Jakarta. Benar begitu?
Itu betul. Tapi cek itu juga tak berhasil dicairkan.
Dalam riuh Dana Revolusi ini muncul nama Nicholas James Constantine? Siapa dia?
Saya menerima surat dari ahli hukum Swiss, ya itulah orangnya. Dia mengatakan, saya punya deposito di UBS sebesar USD 130 juta. Deposito itu bisa diambil melalui sindikat Swiss, yaitu organisasi perbankan di Swiss. Bantuan sindikat ini harus dibayar dengan imbalan 40% dari jumlah deposito. Syarat lain, saya harus dalam keadaan bebas dan harus datang sendiri ke Union Bank of Switzerland di Jenewa.
Anda bertemu sendiri dengan orang itu?
Tidak. Istri saya yang bertemu dengannya. Tapi saya meminta Dyan untuk menghindarinya. Sebab sejak kejadian Musa dulu, saya sudah tak mau lagi mengurus uang yang disebut sebagai dana revolusi itu. Saya menganjurkan agar istri saya tak lagi menggubris berita sensasional itu. Oleh sebab itu, Constantine berupaya datang terus ke Jalan Imam Bonjol, tapi istri saya tak mau menemuinya.