“(Di Appalachia) sangat mudah untuk terkesima dengan kemegahan alam karena begitu kayanya lanskap alam,” papar dia.
Lindahl menjelaskan, penelitian psikiatri sosial pemenang Penghargaan Pulitzer, Robert Coles, sempat meminta anak-anak untuk menggambar seperti apa rumah bagi mereka.
Hasilnya, berkali-kali, hanya Suku Appalachia yang menggambarkan rumah sebagai pemandangan alam.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Anak-anak menggambar rumah kerdil dengan pemandangan alam menakjubkan. Beberapa di antaranya bahkan hanya menggambar pegunungan dan hutan.
“Ada sesuatu dalam lanskap seperti itu yang membuatmu rendah hati dan mengisyaratkan kepadamu bahwa ada sesuatu yang sangat besar di luar sana, dan benda (Appalachia) ini memiliki kekuatan yang sangat besar,” kata Lindahl.
“Alam adalah pintu gerbang menuju hal-hal gaib. Anda tidak dapat merasakan hal-hal supernatural tanpa hal-hal yang alami,” sambungnya.
Terpisah, penulis dan penyair horor asal Ohio, AS, Leslie J Anderson percaya, cerita seram adalah cara bagus untuk memperingatkan bahaya.
Dia mengaku tidak akan melarang sang anak bermain di dekat tebing dengan alasan kemungkinan akan terjatuh.
Sebagai gantinya, dia memilih menceritakan makhluk penggigit jari yang hidup di tepi tebing, sehingga anak akan terpacu untuk tidak mendekatinya.
Menurut dia, kalimat seperti “berhati-hatilah terhadap manusia serigala” pun jauh lebih efektif dibandingkan hanya mengucapkan “hati-hati”.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Oleh karena itu, cerita mistis yang menghantui Pegunungan Appalachia mungkin juga dikembangkan untuk memberi peringatan akan bahaya.
“Kita lupa betapa berbahayanya hutan, rawa, dan tebing,” tandasnya. (*)