Selama jutaan tahun berikutnya, sungai-sungai menumpuk dasar cekungan dengan sedimen, sementara gunung-gunung berapi meletus di dekatnya.
Kemudian, benua-benua tersebut “berubah arah”, memicu saling bertabrakan, hingga menyebabkan gempa dan letusan batuan cair. Saat itu merupakan masa yang intens dan bergejolak.
Namun, peristiwa ini melahirkan rangkaian pegunungan yang sangat unik. Kawasan ini pun memiliki keanekaragaman ekologi yang tak tertandingi.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Dikutip dari National Geographic 14 Oktober 2023, ahli ekologi Appalachia, Elizabeth A Byers mengatakan, topografi ini menciptakan sejumlah besar relung ekologi dengan ketinggian, kemiringan, aspek, suhu, dan curah hujan berbeda.
Relung-relung ini perlahan-lahan terisi dengan spesies yang secara khusus beradaptasi dengan lingkungannya.
Di beberapa wilayah, spesies-spesies itu mempunyai waktu puluhan juta tahun untuk bermigrasi dan melakukan spesialisasi yang mengisi setiap ceruk ekologis.
Fenomena misterius di Pegunungan Appalachia yang dicap dialami oleh beberapa orang tidak lepas dari usia geologis kawasan ini.
Beragam cerita horor yang dikemas dalam unggahan video bertanda pagar (tagar) #hauntedappalachia pun memenuhi lini masa media sosial TikTok.
Hal ini disebabkan oleh keberadaan kejadian misterius dan makhluk supernatural di sana akibat usianya yang tua. Namun, hal ini masih belum bisa dibuktikan.
Byers, yang merupakan ilmuwan utama di perusahaan konsultan lingkungan Appalachian Ecology mengungkap, salah satu alasan wilayah ini penuh dengan cerita supranatural adalah usianya yang sudah tua.
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
Sebagian besar Appalachia pun masih belum dihuni oleh manusia, dengan keanekaragaman hayati purba yang masih mengiringi.
“Habitat indah yang belum terhapus oleh peradaban berkisar dari hutan cemara merah yang gelap dan berkabut hingga hutan ek (oak) berlapis, dari rawa mapel perak di sepanjang sungai besar hingga rawa rumput kapas di dataran tinggi,” tuturnya.
Byers melanjutkan, sangat menyenangkan membayangkan kemungkinan ada monster yang hidup di antara spesies purba tersebut.
Di sisi lain, seniman dan penulis cerita rakyat populer dari University of Houston, AS, Carl Lindahl menyampaikan, kemunculan beragam legenda berhubungan dengan bentang alam Appalachia yang tidak biasa orang-orang temui.