Hingga pada suatu saat Syekh Magelung sampai di perbatasan Selat Malaka dan bertemu dengan seorang pertapa sakti yang bernama Resi Purba Sanghyang Dursasana Prabu Kala Sengkala, dari sang resi inilah kemudian Syekh Magelung mendapat petunjuk jika orang yang dapat memotong rambutnya adalah seorang waliyullah yang berada di tanah Jawa.
Setibanya di pesisir tanah Jawa Syekh Magelung terus berkelana sambil bermunajat kepada Allah memohon agar dapat segera dipertemukan dengan waliyullah yang dapat memotong rambutnya itu.
Dalam legenda urban, Syekh Magelung sampailah ke tanah Jawa. Salah satu tempat yang ia singgahi adalah Kaliwungu dan bertemu Sunan Katong. Saat itu, nama Sunan Katong, menurut cerita, sedang diutus oleh kakeknya Bhatara Katong untuk membantu Sunan Pandan Arang menyebarkan dan mendakwahkan Islam. Sunan Katong mendatangi Sunan Pandan Arang untuk meminta perintah. Oleh Sunan Pandan Arang, Sunan Katong diberikan wilayah sebelah barat. Akhirnya, beliau ke barat berdakwah dan mengajarkan syariat Islam. Daerah itulah yang kini bernama Kaliwungu.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Asal-usul penamaan Kaliwungu, ada banyak cerita. Pertama, yakni saat Sunan Katong beristirahat di tepi Sungai Saeran. Disitu terlihat banyak Pohon Wungu yang mengarah ke sungai.
Cerita lain, adanya kisah tentang pertikaian antara Sunan Katong dengan Paku Wojo yang tidak lain santrinya sendiri. Saat itu, keduanya saling tusuk dan sama-sama meninggal. Darahnya masuk ke Kali (sungai, Red) Sarean dan menjadikan airnya berubah menjadi Ungu, lalu dinamakan Kaliwungu.
Lalu, kisah pertemuan antara Sunan Katong dengan Syekh Magelung, dikutip dari laman magelung.desa.id, Sunan Katong memberikan saran untuk berjalan ke arah barat. Syekh Magelung melanjutkan perjalanannya dan singgah di suatu tempat dan melakukan syiar agama. Pada akhirnya, tempat tersebut dinamakan kampung Gelung atau desa Magelung.
Kemudian Syekh Magelung meneruskan perjalanannya menuju Cirebon dan bertemulah dirinya dengan waliyullah yang selama ini dicari-cari yaitu Sayid Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, tanpa berlama-lama dirinya menyampaikan maksud dan tujuannya kepada Sunan Gunung Jati.