Rajab ditemukan terbunuh pada tanggal 10 Februari tahun ini di Gaza utara, setelah hampir dua minggu terjebak di dalam mobil bersama keluarganya ketika dikepung oleh pasukan militer ‘Israel’ dan menjadi sasaran tembakan ‘Israel’.
Yousef Zeino dan Ahmed al-Madhoun, dua petugas paramedis yang dikirim untuk menyelamatkan Rajab setelah dia menelepon meminta bantuan dari dalam kendaraan yang sedang ditembaki ‘Israel’, juga ditemukan terbunuh.
Terakhir kali petugas penyelamat mendengar kabar dari Rajab adalah pada tanggal 29 Januari. Ibunya, Wissam Rajab, sebelumnya mengatakan kepada Middle East Eye bahwa keluarganya terpisah saat mereka mencoba mengungsi dari daerah yang berada di bawah serangan intens ‘Israel’ tersebut. Karena cuaca yang buruk, Wissam memasukkan putrinya ke dalam kendaraan bersama dengan kerabat jauhnya, sedangkan anggota keluarga lainnya melarikan diri dengan berjalan kaki.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Setelah mendengar suara tembakan di daerah itu, keluarga tersebut menelepon Bulan Sabit Merah untuk memberi tahu mereka bahwa mobil tersebut sedang ditembaki. Awalnya, Wissam mengira semua orang di dalam mobil itu terbunuh sampai dia mendapat telepon dari Layan Hamadeh, sepupu Hind yang berusia 15 tahun, yang mengatakan: “Hind dan aku terluka, dan semua keluargaku tewas. Aku tidak ingin mati. Tolong panggilkan ambulans untuk menyelamatkan kami. Aku takut. Tank-tank itu berjarak 500 meter dariku.”
Sambungan telepon terputus, dan Wissam mengira mereka berdua telah terbunuh. Namun, ketika dia menelepon lagi, Hind menjawab dan berkata: “Aku masih hidup, tetapi Layan telah mati syahid. Bu, aku takut, mereka semua sudah mati. Datang dan jemput aku.”
Awal tahun ini, Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina merilis rekaman audio dari panggilan telepon terakhirnya dengan Hind, di mana permohonan terakhirnya dapat terdengar di tengah-tengah deru tembakan.
“Aku takut gelap, jemput aku,” katanya.
Kematiannya menjadi simbol bagi para pengunjuk rasa pro-Palestina di seluruh dunia. Di Universitas Columbia di New York City, para demonstran mahasiswa mengambil alih dan menduduki sebuah gedung di kampus dan menamainya “Hind’s Hall (Aula Hind)” untuk menghormati Rajab.