Hamada mengatakan Rajab mengatakan kepadanya bahwa ia tidak dapat berbicara karena mulutnya berdarah, tetapi ia tidak ingin menyekanya agar ibunya tidak repot-repot membersihkannya.
“Saya berkata kepadanya, ‘Tidak apa-apa, bersihkan mulutmu dan saya akan mencucinya, Sayang. Dia setuju. Dia menyeka dengan lengan bajunya dan suara itu menghilang. Saat itu tepat pukul 7 malam. Suara itu benar-benar hilang,” kata Hamada kepada Fault Lines.
“Ini adalah perasaan yang paling sulit di dunia ketika mendengar putri saya meminta saya untuk menjemputnya ketika saya tidak bisa menghubunginya. Sayangku, aku bersumpah, aku tidak bisa menghubungimu. Maafkan saya, sayang.”
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Kematian Rajab menimbulkan kecaman global, termasuk di Amerika Serikat, yang selama ini mendukung perang Israel di Gaza.
Salah satu dari dua penerbang aktif AS yang ingin meninggalkan dinas militer dan menjadi penentang keras atas dukungan Washington terhadap perang Israel mengatakan bahwa pembunuhan Rajab menandai titik balik baginya. (*)