DI Sukolilo, pada Kamis (6/6/2024), pekan lalu insiden berdarah pengeroyokan terhadap bos rental mobil asal Kemayoran, Jakarta, yang hendak mengambil mobilnya, tetapi justru diteriaki maling dan menjadi korban pengeroyokan warga di Desa Sumbersoko.
Keberingasan warga membuat Burhanis (52 tahun), bos rental tersebut tewas dan tiga rekannya luka cukup serius akibat dipukul, ditendang, dihantam batu besar, hingga dilindas dengan motor. Tak hanya itu, mobil yang mereka kendarai dari Jakarta pun dibakar saat terjebak di hutan.
Setelah peristiwa main hakim tersebut, warganet pun ramai-ramai memberikan tag pada peta digital atau google maps dengan tulisan ‘kampung penadah’, ‘sarang bandit’, ‘kampung penadah’ dan beragam tulisan lainnya yang tidak sesuai dengan nama-nama di wilayah Kecamatan Sukolilo tersebut.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Berada di wilayah perbukitan Pegunungan Kendeng, kondisi permukiman Desa Sumbersoko harus melewati naik turun tanjakan curam. Desa itu terletak di pegunungan Kapur Utara, tepat di tengah-tengah Desa dibelah oleh jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Pati dengan Kabupaten Grobogan. Jalan ini sekaligus menjadi jalan alternatif untuk menuju Semarang maupun Yogyakarta.
Secara geografis, luas wilayah Desa Sukolilo adalah 928 hektare. Adapun Batas Desa Sukolilo meliputi sebelah Utara Desa Baturejo, sebelah Timur Desa Gadudero, sebelah Selatan Desa Sumber Jatipohon Kecamatan Grobogan, dan sebelah Barat Desa Kedungwinong.
Dikutip dari laman Barata Yuda, Sukolilo berasal dari dua suku kata Suko berarti senang dan Lilo yang berarti ikhlas. Dengan harapan masyarakat Sukolilo memiliki budi pekerti senang, ikhlas, saling menolong dan senang memberi.
Sejarah nama Sukolilo belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, Sukolilo sering dihubungkan dengan legenda Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pemanahan, pendiri kerajaan Mataram. Zaman dulu kala, Ki Ageng Pemanahan sedang mencari kakak seperguruannya Ki Ageng Giring. Setelah sampai, Ki Ageng Pemanahan dijamu oleh Nyai Ageng Giring (istri Ki Ageng Giring).
Singkat cerita, Ki Ageng Pemanahan diberi jamuan air kelapa oleh Nyai Ageng Giring. Saat mengetahui hal tersebut Ki Ageng Giring marah kepada Nyai Ageng. Ternyara air kelapa yang diminum oleh Ki Ageng Pemanahan memiliki petuah, niscaya siapapun yang meminum air kelapa tersebut akan melahirkan raja-raja ditanah Jawa.