Hal serupa juga disampaikan Kementerian Luar Negeri China. Lembaga diplomasi Beijing itu mengklaim bahwa dua speedboat Filipina yang berusaha mengirimkan bahan bangunan dan pasokan lainnya ke Sierra Madre.
“Tindakan penjaga pantai China adalah tindakan yang profesional, terkendali, masuk akal, dan sah,” tuturnya.
LCS merupakan jalur penting untuk sebagian besar pengiriman komersial dunia dengan beberapa negara terletak di bibir lautan itu seperti Brunei, Kamboja, China, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Lautan itu diyakini sebagai lautan yang kaya hasil alam, terutama migas dan ikan.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
China bersikukuh mengklaim sekitar 90% dari lautan itu dalam apa yang disebut sebagai “sembilan garis putus-putus” dimana mencakup area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi). Bahkan, China dilaporkan telah membangun kota seluas 800 ribu mil persegi di Kepulauan Paracel bernama Shansa.
Sementara itu, beberapa insiden telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir di dekat Second Thomas Shoal, yang berjarak kurang dari 370 km dari pantai Filipina. Di lokasi inilah terdapat bangkai kapal Sierra Madre, yang kandas dan saat ini menjadi pos terdepan teritorial Manila. (*)