SEGALA sesuatu tentang pria berusia 36 tahun ini – mulai dari penampilan, tingkah laku hingga suara baritonnya – mengingatkan kita pada ayahnya, Presiden Joko Widodo yang sangat populer dan dikenal sebagai Jokowi.
Ada perbedaan yang jelas antara Jokowi dan putra milenialnya. Sebelum menjadi presiden pada 2014, Jokowi telah menjabat menjadi wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta selama 10 tahun, sementara Gibran baru dua tahun menjabat sebagai wali kota.
Saat Jokowi sebelumnya dianggap sebagai orang yang berhasil mendobrak hambatan-hambatan lama dan membuka era demokrasi baru, naiknya Gibran justru dinilai sebagai langkah nepotisme dan pelanggaran konstitusi.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Jokowi menuai kritik pedas karena diduga ikut campur tangan. Ia terlihat tampil bersama Menteri Pertahanan Prabowo setelah Mahkamah Konstitusi mengeluarkan keputusan terkait usia capres atau cawapres yang memudahkan Gibran melenggang menjadi RI-2.
Namun Jokowi menepis tuduhan dia ikut campur.
Terbukanya jalan bagi Gibran di ajang perpolitikan nasional menimbulkan pertanyaan tentang seberapa siap dia melangkah. Tampaknya, Gibran yakin bahwa dia siap untuk berperan secara nasional dalam pidatonya pada Rabu malam setelah Prabowo mendeklarasikan kemenangan.
“Tiga bulan yang lalu saya itu bukan siapa-siapa, bapak/ibu sekalian. Saya masih dikatain planga-plongo, dikatain Samsul, dikatain takut debat,” ujar Gibran kepada pendukungnya. “Tapi satu hal yang pasti, berkat dukungan doa bapak/ibu semua, saya dan Pak Prabowo sekarang sudah ada di sini.”
Sosok Gibran Rakabuming Raka dinilai memiliki keberanian yang lebih dibandingkan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dikarenakan secara psikologis sebagai anak muda Gibran memiliki kepribadian yang lebih frontal dan berani ambil risiko dalam mengambil keputusan.
Selain itu, Gibran kiranya juga mewakili pemimpin yang lebih berani dalam menghadapi situasi yang belum teruji, sementara Jokowi telah menjadi pemimpin yang lebih berani dalam menangani tantangan-tantangan politik dan administratif di tingkat nasional.
Keberanian Gibran kiranya juga didukung oleh beberapa faktor, Gibran mungkin mewakili pemimpin yang lebih berani dalam menghadapi situasi yang belum teruji.