“Kita harus mengantisipasi lebih banyak PHK yang akan memukul perekonomian dalam beberapa bulan mendatang,” ujarnya.
Sebenarnya data Booth juga sempat dimuat S&P Global. Mengutip laman resminya, kebangkrutan perusahaan di AS telah meningkat 88% hingga April 2024.
Pengajuan kebangkrutan perusahaan-perusahaan AS pada bulan April naik ke tingkat tertinggi dalam satu tahun karena perusahaan-perusahaan terus merasakan beban suku bunga yang tinggi. Sampai April 2024 saja ada 210 perusahaan mengajukan kebangkrutan.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
“Laju kebangkrutan telah meningkat sejak awal tahun ini, meskipun 210 pengajuan yang tercatat selama empat bulan pertama tahun 2024 sedikit lebih rendah dibandingkan 224 pengajuan yang tercatat dalam jangka waktu yang sama pada tahun 2023,” kata S&P.
“Memudarnya harapan akan suku bunga yang lebih rendah kemungkinan besar berkontribusi pada peningkatan pengajuan, karena perusahaan-perusahaan yang mungkin tidak berharap untuk menurunkan suku bunga di awal tahun menyadari kenyataan bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” jelasnya.
Mengutip data Trading Economics, AS mencatat pertumbuhan ekonomi 1,3 di kuartal pertama (Q1) 2024 secara tahunan (yoy). Data ini turun dari periode sama di Q1 2023, di mana ekonominua tumbuh 3,4%. (*)