AMERIKA Serikat (AS), Senin, menyuarakan kekhawatirannya tentang hubungan Rusia-Korea Utara “yang semakin mendalam” saat Presiden Vladimir Putin dijadwalkan tiba di Pyongyang pekan ini.
“Kami tidak khawatir dengan kunjungannya. Yang saya khawatirkan adalah mengenai hubungan yang semakin dalam antara kedua negara ini,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby dalam konferensi pers.
“Ini tidak hanya karena dampaknya terhadap rakyat Ukraina, karena kita tahu rudal balistik Korut masih digunakan untuk menyerang sasaran Ukraina, tetapi juga karena ada kemungkinan timbal balik di sini yang dapat memengaruhi keamanan di Semenanjung Korea,” katanya.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
“Saat ini, kami belum melihat parameter semua itu, tetapi kami pasti akan mengawasinya dengan sangat sangat cermat, katanya menambahkan.
Para analis mengatakan Putin mencari senjata di Korut karena suku cadangnya sangat sulit diperoleh untuk Moskow akibat sanksi Barat.
Kirby mengatakan kunjungan Putin ke Korut itu tidak mengejutkan.
Putin “pergi ke Korut setelah apa yang disebut Pemilunya” Maret ini, sehingga “dia akan melakukan kampanye bujukan, dan itu yang tampaknya akan dia lakukan,” katanya.
Kremlin sebelumnya mengatakan Putin akan melakukan kunjungan dua hari ke Korut dari Selasa (18/6) atas undangan Pemimpin Korut Kim Jong Un.
Dari Korut, Putin akan menuju Vietnam untuk kunjungan kenegaraan selama dua hari.
Putin pertama kali mengunjungi Korut pada 2000, ketika dia bertemu dengan ayah Kim Jong Un, Kim Jong Il.
Pemimpin Korut saat ini, Kim Jong Un, bertemu Putin di wilayah timur jauh Rusia pada September 2023. (*)