Namun, mereka menggarisbawahi bahwa mencapai perdamaian “membutuhkan keterlibatan dan dialog antara semua pihak.”
Mereka juga menyepakati visi bersama mengenai berbagai isu, termasuk penggunaan energi nuklir dan instalasi nuklir, ketahanan pangan global dan tahanan perang.
“Penggunaan energi nuklir dan instalasi nuklir harus aman, terlindungi, dan ramah lingkungan,” menurut deklarasi tersebut.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
“Pembangkit instalasi tenaga nuklir Ukraina, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia, harus beroperasi dengan aman dan terjamin…
“… di bawah kendali kedaulatan penuh Ukraina serta sejalan dengan prinsip-prinsip IAEA dan di bawah pengawasannya,” kata deklarasi itu.
Mengenai keamanan global, ditekankan bahwa ketahanan pangan global bergantung pada produksi dan pasokan produk pangan yang tidak terputus.
“Dalam hal ini, navigasi komersial yang bebas, penuh dan aman, serta akses ke pelabuhan laut di Laut Hitam dan Laut Azov, sangatlah penting,” menurut deklarasi.
“Serangan terhadap kapal dagang di pelabuhan dan sepanjang rute, serta terhadap pelabuhan sipil dan infrastruktur pelabuhan sipil, tidak dapat diterima,” bunyi deklarasi itu.
Deklarasi itu menyebutkan bahwa ketahanan pangan “tidak boleh dijadikan senjata dengan cara apa pun.”
Dan yang terakhir, menurut deklarasi tersebut, tawanan perang “harus dibebaskan dengan pertukaran penuh.”
Baca Juga:Persidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu LamaDirektur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur Hukum
“Semua anak-anak Ukraina yang dideportasi dan dipindahkan secara tidak sah, serta semua warga sipil Ukraina lainnya yang ditahan secara tidak sah, harus dikembalikan ke Ukraina,” tambah deklarasi itu.
KTT perdamaian Ukraina digelar dengan tujuan untuk menemukan “pemahaman bersama” mengenai jalan menuju perdamaian, namun tidak dihadiri oleh Rusia dan China. (*)