MUSIM panas lalu, warga Palestina di Jalur Gaza merayakan hari raya Idul Adha sebagaimana mestinya: dengan pesta keluarga besar, pembagian daging kepada mereka yang kurang mampu, dan pakaian baru serta hadiah untuk anak-anak.
Namun Idul Adha tahun ini yang jatuh pada Ahad 16 Juni 2024, banyak keluarga yang makan makanan kaleng di tenda-tenda yang sesak akibat serangan brutal Israel selama delapan bulan terakhir. Hampir tidak ada daging atau ternak di pasar lokal, dan tidak ada uang untuk membeli makanan atau hadiah.
“Tidak ada Idul Adha tahun ini,” kata Nadia Hamouda, yang putrinya tewas dalam perang dan melarikan diri dari rumahnya di Gaza utara beberapa bulan lalu. Ia kini tinggal di sebuah tenda di pusat kota Deir Al-Balah.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
“Ketika kami mendengar azan, kami menangisi kerabat yang tewas dan barang-barang yang hilang, dan apa yang terjadi pada kami, dan bagaimana kami dulu hidup sebelumnya.”
Umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Idul Adha selama empat hari, Hari Raya Kurban, di awal minggu. Hari raya ini memperingati kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, Ismail, seperti yang diceritakan dalam Al-Quran. Dalam tradisi Yahudi dan Kristen, Abraham dipanggil untuk mengorbankan putranya yang lain, Ishak.
Gaza sudah miskin dan terisolasi bahkan sebelum agresi Israel terbaru.
Namun, warga Palestina masih bisa merayakannya dengan menggantungkan dekorasi warna-warni, memberi kejutan kepada anak-anak dengan camilan dan hadiah, serta membeli daging atau menyembelih hewan ternak untuk dibagikan kepada mereka yang kurang beruntung.
“Itu benar-benar Idul Adha,” kata Hamouda. “Semua orang senang, termasuk anak-anak.”
Kini sebagian besar wilayah Gaza hancur dan sebagian besar penduduk Palestina yang berjumlah 2,3 juta orang telah meninggalkan rumah mereka. Setelah serangan mendadak Hamas ke Israel pada 7 Oktober, di mana militan Palestina membunuh sekitar 1.139 orang dan menyandera 250 orang lainnya, Israel melancarkan serangan udara dan darat besar-besaran.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 37.700 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Serangan brutal Israel telah menghancurkan sebagian besar pertanian dan produksi pangan di Gaza, membuat masyarakat bergantung pada bantuan kemanusiaan yang terhambat oleh pembatasan Israel dan pertempuran yang sedang berlangsung.