Tidak hanya itu, terkadang ada situasi yang membutuhkan transfusi darah dengan cepat atau pasien membutuhkan tambahan darah termasuk pasien DBD, pasien yang menderita pendarahan usai operasi atau melahirkan, kelainan ginjal dan lain sebagainya.
Untuk itu, menandai 20 tahun sejak Hari Donor Darah Sedunia mulai diperingati, momen ini merupakan waktu yang tepat menyoroti peran para pendonor akan aksi yang dapat menyelamatkan banyak nyawa tersebut. Sekaligus juga menjadi penanda masih banyak tantangan yang dihadapi serta dorong yang dibutuhkan untuk memastikan akses transfusi darah yang aman dapat diakses semua pihak di berbagai belahan dunia.
Dilansir Thalassaemia Internasional Federation, Hari Donor Darah Sedunia diciptakan untuk meningkatkan kesadaran global akan kebutuhan darah dan produk darah yang aman untuk tranfusi. Hari Donor Darah Sedunia juga menyoroti kontribusi penting donor darah sukarela yang tidak dibayar untuk sistem kesehatan nasional.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Di samping itu, Hari Donor Darah Sedunia juga digunakan sebagai pengingat untuk mendukung layanan tranfusi darah nasional, organisasi donor darah, dan organisasi non-pemerintah lainnya yang memperkuat dan memperluas program donor darah sukarela mereka dengan memperkuat kampanye nasional dan lokal.
Darah dan produk darah adalah sumber penting dan efektif bagi golongan orang-orang yang membutuhkan. Beberapa contoh orang-orang yang begitu membutuhkan darah dan produk darah seperti wanita yang mengalami pendarahan dalam kehamilan dan persalinan, anak yang menderita anemia berat karena malaria dan gizi buruk, pasien dengan kelainan darah dan tulang sumsum.
Di samping itu, pihak lain yang amat membutuhkan darah seperti seseorang yang mengalami kelainan bawaan hemoglobin dan kondisi defisiensi imun, korban trauma, keadaan darurat, bencana, kecelakaan, serta pasien yang mengalami prosedur medis dan bedah tingkah lanjut.
Hari Donor Darah Sedunia pertama kali ditetapkan pada tahun 2004 silam. Penetapan ini berdasar pada kesepakatan WHO, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Federasi Internasional Organisasi Donor Darah, dan Perhimpunan Internasional Tranfusi Darah.
Sementara itu, pelaksanaan Hari Donor Darah Sedunia baru pertama kali dirayakan secara internasional mulai tanggal 14 Juni 2005. Dilansir dari laman RSHD Kota Bengkulu, pemilihan tanggal 14 Juni ini bertepatan dengan tanggal ulang tahun Karl Landsteiner, seorang ahli biologi dan dokter berkebangsaan Austria yang dianggap sebagai pendiri tranfusi darah modern.