Injil Masa Kecil Thomas secara umum dianggap menyimpang oleh gereja mula-mula sehingga tak disertakan dalam Perjanjian Baru. Paus Gelasius I bahkan memasukkannya ke dalam daftar buku sesat pada abad kelima. Meski redaksi lengkap Injil tersebut bertahan hingga saat ini dan kisah-kisah dari Injil Masa Kecil Thomas sempat populer pada masa lalu.
Meski tak ada dalam Injil-Injil resmi, mukjizat Yesus membuat burung tanah liatnya hidup seizin Allah itu tercantum dalam Alquran.
“Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman.” (QS Ali Imran ayat 49)
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
Mustafa Akyol dalam bukunya Islamic Jesus (2017) mengatakan, ada kesan bahwa dalam Alquran Isa Almasih membentuk burung saat sudah beranjak dewasa. Hal itu membuatnya berbeda dengan kisah dalam Injil Masa Kecil Thomas.
Selain itu, banyak bagian dari Injil Masa Kecil Thomas yang tak sejalan dengan ajaran Islam soal kemanusiaan dan kerasulan Isa Almasih. Bagaimanapun, menurut Akyol, singgungan Alquran dengan kisah dari Injil-Injil awal menunjukkan soal kesesuaian ajaran Islam dengan keyakinan pengikut-pengikut paling awal Yesus Kristus, terutama dari Bani Israil yang mengikuti adiknya Yakobus (James) berkebalikan dengan pengikut Paulus yang kebanyakan bukan orang Yahudi.
Meski buat umat Islam, hal ini tak sedemikian mengejutkan karena ajaran yang dibawa Rasulullah sedianya adalah penegasan dan penyempurnaan pesan asli yang disampaikan nabi-nabi dan kitab-kitab terdahulu.
Meskipun hanya berisi 13 baris teks Yunani yang terpisah-pisah, papirus kecil ini memberikan gambaran mengenai sejarah Injil apokrif Kristen mula-mula. Diterbitkan di Zeitschrift für Papyrologie und Epigraphik, para ahli memperkirakan papirus tersebut berasal dari abad keempat atau awal abad kelima berdasarkan paleografinya.