Dalam siaran tersebut, Refly Harun juga mengadakan jajak pendapat atau polling terkait kepatutan Gibran yang disebut sebagai presiden masa depan. Dari polling internal, Refly Harus menyebut ada 14% responden mengatakan Gibran layak menjadi presiden.
“Sekali lagi, no scepticism, kita akan tunggu apakah Gibran real leader ataukah cuma real dealer,” pungkas Refly Harun.
Meski judul buku yang ditulisnya menuai prespektif beragam, namun Ahmad Bahar tidak terlalu mempersoalkan hal tersebut.
Baca Juga:Ibu Kandung Pegi Setiawan Tolak Jalani Pemeriksaan Psikologi, Ini Alasan Kuasa HukumSurvey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan Ketiga
“Jadi yang namanya next itu kan gak harus langsung juga, bisa jadi nanti tahun 2045 atau bisa kapanpun juga,” kata Ahmad Bahar
Menurutnya, dalam buku tersebut tertulis pesan untuk Gibran dan politisi pada umumnya. Ketika ditakdirkan menang jangan jadi jumawa, dan ketika kalah harus legowo.
“Iya kira-kira begitu, kalau sudah kalah ya sudah jangan sampai jadi rame-rame yang kemudian merepotkan banyak pihak,” tuturnya
Dia menilai, sosok Gibran kini sudah bukan lagi anak kecil yang ingusan. Gibran sosok anak muda yang lumayan susah diatur, oleh orang tuanya Joko Widodo.
“Jadi Gibran punya visi misi sendiri, kalau yang selama ini dianggap disutradarai oleh ayahnya ternyata tidak seperti itu kenyataannya,” jelasnya.