Ratu Adil bukanlah sebuah tokoh yang ditunggu kehadirannya melainkan sebuah konsep kepemimpinan. Konsep kepemimpinan ini layak untuk dikembangkan sebaai alternatif wacana kepemimpinan di Indonesia.
Setiap orang boleh dan bisa memiliki dan mengembangkan sifat-sifat kepemimpinan ini. Sifat satria yang bisa dikembangkan adalah: pertama, seorang pemimpin harus mampu menata, mengatur, mengelola negara secara adil dan bertanggungjawab. Dengan ini diperlukan pendidikan tinggi, pengalaman dan jaringan yang baik.
Kedua, seorang pemimpin juga harus memiliki visi atau idealisme yang kuat. Dia tidak boleh terpengaruh oleh sekitarnya yang hendak mengajak menyimpang. Jika memang arus keburukan di sekitarnya kuat, maka dia harus menerapkan falsafah anglaras ilining banyu, ngeli nanging ora keli (merasakan aliran air, menghanyut tetapi tidak terhanyut).
Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama
Terakhir, seorang pemimpin haruslah tokoh baru yang mempunyai rekam jejak yang baik. Karena jika setiap pemilihan yang tersaji hanya tokoh-tokoh lama maka kinerjanya tidak jauh dari sebelumnya. Sedangkan sifat dari pinandhita ini: pertama, seorang pemimpin harus selalu eling lan waspada (ingat dan waspada) atau menyucikan diri dan wara’.
Seorang pemimpin haruslah mengutamakan moral, mental dan kepribadian yang handal. Karena sekarang keburukan sudah dianggap biasa, bahkan jika tidak ikut berbuat buruk tidak akan mendapatkan jatah atau akan disingkirkan.
Kedua, seorang pemimpin harus memiliki sikap qona’ah (rendah hati), zuhud (sederhana) dan tenang dalam menghadapi berbagai macam halangan. Namun juga memiliki keberanian yang dilandaskan kepada nilai kebenaran dan keadilan.Terakhir, seorang pemimpin harus konsisten dan konsekuen terhadap yang telah diucapkan. Sisi-sisi moralitas/mentalitas seorang pemimpin seharusnya diperhatikan.
Kedua konsep itu disempurnakan dengan Sinisihan Wahyu. Makna Sinisihan Wahyu merupakan bentuk lain dari Kitab Suci Firman Illahi. Seorang pemimpin memiliki kemampuan secara duniawi dan secara moral-keagamaan, dan selalu berpedoman dengan Firman Tuhan. Sehingga di sini ada kesungguhan hati bagi pemimpin tersebut untuk selalu menjalankan amanahnya. Mengapa?
Karena merasa takut kepada Tuhan daripada dunia seisinya. Lebih memanang jabatan sebagai amanah daripada hadiah. Sehingga sangat berhati-hati apalagi sangat berharap kepada jabatan sampai menghalalkan segala cara.