Suroto mengungkapkan, kondisi Eky dan Vina saat itu dipenuhi luka-luka yang parah. Bahkan, darah mereka mengalir di jalanan yang posisinya menurun akibat terbawa aliran hujan gerimis.
“Kondisi dua-duanya parah, banyak luka. Mukanya udah hancur, dalam arti lebam semua, udah gak kelihatan muka, udah penuh luka semua,’’ kata Suroto.
Menurut Suroto, saat itu Vina masih hidup. Vina pun meminta tolong kepadanya. “Dia minta tolong, tolong, tolong. Saya bilang, iya De, sabar ya, mobilnya lagi meluncur ke sini. Nanti dibawa ke rumah sakit. Iya, tolong tolong. Gak lama kemudian mobil datang, baru kita evakuasi ke RS Gunung Jati,’’ tutur Suroto.
Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama
Tak hanya dipenuhi luka, Suroto mengatakan, pakaian Vina juga sudah dalam kondisi yang tidak semestinya. “Saya datang ke situ, roknya nyilak, kemaluannya kelihatan. Celana dalamnya tidak sesuai yang kita pakai umumnya, melorot di paha. Terus celana itu saya naikin, tapi gak pas. Terus langsung saya tutupin lagi pakai jaket,’’ ucap Suroto.
Saat itu, Suroto hanya mengetahui keduanya merupakan korban kecelakaan. Namun dalam hati kecilnya dia merasa heran karena kondisi keduanya sangat parah. Selain itu, sepeda motor mereka juga tidak mengalami kerusakan. “Motor masih utuh, masih layak dipakai,’’ tutur Suroto.
Pertanyaan Suroto pun terjawab karena polisi kemudian menyatakan Vina dan Eky sebagai korban pembunuhan. Bahkan, sekitar dua hari setelah peristiwa terebut. dia dipanggil oleh polisi dan diajak ke lokasi di dekat SMPN 11 Kota Cirebon.
“Saya diajak ngikut untuk olah TKP di belakang showroom, di kebun,” ucap Suroto.
Suroto mengatakan, di lokasi tersebut sudah ada dua orang yang dibawa oleh petugas. Namun, dia tidak mengetahui identitas kedua orang tersebut.
Suroto juga tidak mengenali wajah keduanya karena kondisi malam hari yang gelap dengan penerangan yang minim. Dia mengatakan, penerangan saat itu hanya bersumber dari lampu senter handphone.
“Cuma aku denger, (petugas tanya) kamu pukul pakai apa? Kamu bacok pakai apa?,’’ kata Suroto, menirukan ucapan petugas.