KOREA Utara dilaporkan memberikan bantuan puluhan ribu rumah secara gratis untuk warga. Bagaimana cara Korut menerapkan aturan tersebut tanpa memakai skema mirip Tapera versi Indonesia?
Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) menjadi polemik tersendiri di Indonesia. Pemerintah sudah mengeluarkan PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) yang ditetapkan tanggal 20 Mei 2024.
Salah satu ketentuan Tapera adalah pemotongan 3 persen gaji atau upah. Rinciannya, Pemberi Kerja membayar O,5% dan Pekerja sebesar 2,5%.
Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama
Sontak, aturan ini menimbulkan kontroversi lantaran pemerintah dinilai memungut potongan sebesar 3% gaji pekerja setiap bulan. Tapera juga hanya dapat digunakan khusus pembelian rumah pertama.
Di tengah pro kontra di kalangan masyarakat, Korea Utara (Korut) justru menawarkan cara yang berbeda dalam memberikan fasilitas perumahan kepada warga. Tak seperti sistem Tapera yang menuai banyak polemik, Korut diam-diam dikabarkan memberikan rumah gratis tanpa bayar alias cuma-cuma.
Straits Times pernah membuat laporan pada April 2023, Korea Utara telah menyelesaikan pembangunan 10.000 rumah modern di Distrik Hwasong, Pyongyang.
Acara peresmian turut dihadiri pemimpin Korut, Kim Jong Un dan pejabat senior pemerintah, termasuk Perdana Menteri Kim Tok Hun.
Proses pembangunan 10 ribu rumah warga Korut selesai hanya dalam tempo dua bulan sejak peletakan batu pertama yang dilakukan Kim Jong-un sendiri pada Februari 2023.
Selanjutnya, berdasarkan pemberitaan NK News pada 26 Februari 2024, Korea Utara lagi-lagi dikabarkan memulai proyek pembangunan 10.000 rumah di ibukota selama setahun ke depan. Rencana ini dinilai sebagai upaya Kim Jong Un untuk semakin “memperdalam kepercayaan rakyat” kepada pemerintah.
Berdasarkan citra satelit, pembangunan klaster menara apartemen selama tahun 2024 sudah tampak berdiri di atas lahan seluas 220 acre (90 hektar) yang berada di barat Hwasong. Lokasi yang sama didiami kamp militer untuk pekerja konstruksi.
Baca Juga:Direktur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur HukumBenda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?
Laporan yang sama menurut citra satelit Planet Labs memperlihatkan persiapan upacara peletakan batu pertama pada 23 Februari 2024. Di antaranya pembangunan tembok panjang tanda propaganda untuk menyemangati para pekerja yang dimulai 12-16 Februari 2024.
Dari rencana 50.000 rumah yang harus selesai akhir tahun 2025 selama lima tahap, kini sudah memasuki tahap keempat di Hwasong.