Ia mengatakan, saat itu Hadi dan Eko mengatakan akan melakukan penggerebekan kepada seseorang.
“Kemudian saya tanya, apa permasalahannya, lalu keduanya jawab di tempat pencucian mobil tempat kerja Aep ada yang bawa perempuan (diduga mesum),” jelas dia.
Setelah mendapat informasi tersebut, Samsuri mengarahkan Hadi dan Eko melapor ke RT agar tidak main hakim sendiri.
Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama
“Waktu itu Pak RT namanya Pak Pasren. Saya pun ngomong sama Pak RT dan beliau menyanggupi untuk ikut penggerebekan itu. Jadi waktu itu yang ikut penggerebekan itu, Eko, Hadi, saya, adik ipar saya dua orang sama Pak RT, 6 orang dulu,” sambungnya.
Setelah berkumpul, mereka jalan ke bengkel, mengetok pintu dan dibuka oleh Aep.
“Awalnya kami mengkonfirmasi menanyakan dulu ada nggak cewek di dalam, Aep dan temannya menyangkal. Kami nggak percaya dan kami geledah, ada 2 cewek di dalam kamar mandi,” ungkap Samsuri.
“Barulah sejumlah warga emosi. Jujur, ketika melihat memang ada cewek, ada juga warga yang melempar kursi, namun saya dan Pak RT melarang warga untuk terus melakukan aksi-aksi yang merugikan,” ujarnya.
Samsuri mengatakan, warga kemudian memanggil ketua RW untuk menjadi penengah. Ketua RW pun datang menanyai keberadaan dua perempuan di dalam showroom cuci mobil tempat aep bekerja.
Bahkan, katanya, warga sempat mewanti-wanti Aep agar tidak melakukan perbuatan tersebut. Sebab, katanya akan mencemari nama baik kampung.
“Penggerebekan itu saya tidak ingat di tanggal berapa. Tapi yang jelas sebelum Hadi dan Eko ditangkap, sekitar bulan Agustus lah dekat dari peristiwa penangkapan itu, tidak jauh waktu penggerebekan ke tempat cucian mobil itu baru Hadi dan Eko ditangkap,” jelas dia.
Baca Juga:Direktur Al Jazeera Salah Negm: Kerugian yang Kami Alami karena Penghentian Siaran Dibawa ke Jalur HukumBenda Bercahaya Kehijauan Melintasi Langit Yogyakarta, Pertanda Apa?
Pada kesempatan itu, Samsuri menegaskan bahwa sosok Hadi dan Eko bukan bagian dari geng motor. Keduanya bekerja sebagai kuli bangunan dan dikenal sopan kepada warga sekitar.
“Waktu malam kejadian (27 Agustus 2016), saya nggak dengar ada keributan, disini aman saja tidak ada kejadian, tidak ramai. Kalau ramai pasti lapor RT dan RW,” katanya. (*)