KASUS Vina, remaja putri yang dilaporkan meninggal pada 2016 karena menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan di Kota Cirebon, kini viral dan tengah menjadi perbincangan netizen. Kasus itu kembali mencuat setelah film Vina: Sebelum 7 Hari ditayangkan di berbagai gedung bioskop. Film yang diangkat dari cerita nyata itu membuat para publik penasaran.
Dalam sebuah kesempatan, saat ditemui delik pengamat sosial politik alumni UGM tahun 1996, Heru Subagia mengungkapkan keanehan dalam penanganan kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon.
Keanehan tersebut beralasan karena kasus tersebut berlarut-larut selama delapan tahun tidak tuntas bahkan lucunya melibatkan peran berbagai aparat hukum lintas institusi. Tidak hanya Polisi, Jaksa dan Hakim pun diduga tidak jeli dalam melakukan proses penegakan hukum terhadap kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Baca Juga:Survey ARFI Institut Ungkap Hasil Elektabilitas Calon Wali Kota Cirebon: Eti Herawati di Urutan KetigaPersidangan Taipan Media Hong Kong Atas Tuduhan ‘Konspirasi Publikasi Hasutan’ Makan Waktu Lama
Akibatnya terdapat penundaan keadilan bagi korban Vina-Eky dan keluarganya serta memperpanjang penderitaan mereka selama bertahun-tahun.
“Adanya dugaan salah tangkap para pelaku, kegagalan menangkap buron, penghilangan 2 DPO karena fiktif, rekayasa dan manipulasi fakta sesuai keinginan oknum tertentu telah merugikan kredibilitas hukum di Indonesia,” ungkapnya.
Heru menambahkan seolah-olah hukum dapat dipermainkan oleh petugas keamanan dan pemenuhan rasa keadilan untuk orang kecil seolah-olah tidak terlalu penting.
“Ini mengingatkan kita atas kasus Ferdy Sambo dimana seorang mantan jenderal bintang dua bisa merekayasa banyak pihak di kepolisian sehingga menjadikan Brigadir J yang sudah tidak bernyawa menjadi terdakwa. Bedanya dalam kasus Ferdy Sambo, para jaksa dan hakim tidak dilibatkan dalam rekayasa kasus,” imbuhnya.
Namun dalam kasus Vina-Eky Cirebon, jelas Heru, Jaksa dan Hakim terlibat dalam satu narasi yang diokrestrasi oknum sehingga terlihat hukum lumpuh dan gagal memberi rasa keadilan kepada keluarga korban dan publik.
Bahkan, beberapa pekan terakhir, kata Heru, kasus pembunuhan Vina-Eky Cirebon yang disertai pemerkosaan mendominasi pemberitaan di berbagai media massa maupun media sosial (medsos). Kasus Vina seolah tidak pernah ada habisnya untuk dibahas dan dikupas setiap waktunya.
“Coba wartawan tanyakan ke masyakarat tak sedikit warganet mulai memiliki sentimen negatif terhadap pengungkapan kasus yang tengah ditangani aparat kepolisian ini,” ujar Heru.